Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Grit? Pengertian Grit Menurut Para Ahli

Apa itu Grit? Pengertian Grit Menurut Para Ahli - Seseorang yang tekun dan berusaha untuk mencapai tujuannya haruslah mampu mempertahankan konsitensinya (semangat dan usaha) untuk tujuan tersebut. Grit yang merupakan variabel yang bisa menjelaskan persoalan tersebut akan dibahas pada persoalan dibawah ini. Universitaspsikologi.com telah merangkum hal-hal apa saja yang mempengaruhi grit dan aspek-aspeknya berikut ini.

Pengertian Grit

Duckworth (dalam Chrisatiana dan Sembiring, 2017) menyatakan bahwa grit adalah kecendrungan untuk mempertahankan ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang yang menentang. Hal ini berarti invidu dituntut untuk menghadapi tantangan dengan kemauan keras serta dapat mempertahankan usaha dalam jangka waktu yang lama meskipun terjadinya kegagalan dan tanpa adanya kemajuan.

Menurut Duckworth (dalam Arif, 2016) grit adalah gairah, semangat, dan antusiasme (passion) yang sangat tinggi, disertai ketekunan, ketahanan, konsistensi (perseverance) yang sangat tinggi, untuk meraih suatu tujuan jangka panjang, tujuan yang pastinya tidak mudah tetapi sangat bermakna dan layak diperjuangkan. Penjelasan diatas berarti dalam pencapaian sebuah tujuan jangka panjang dibutuhkan semangat, ketekunan dan konsistensi yang tinggi.

Menurut Rosalina dan Kusdiyati (2016) Grit ditunjukkan dengan bekerja keras menghadapi tantangan, mempertahankan usaha dan minat selama bertahun-tahun meskipun dihadapkan pada kegagalan, tantangan, dan kesulitan pada prosesnya. Orang yang gritty memandang prestasi sebagai sebuah marathon. Pada saat orang lain merasa kecewa dan bosan pada sesuatu sehingga mengubah haluan dan mundur, orang dengan grit yang tinggi tetap berusaha pada hal yang telah dipilihnya.

Menurut Duckworth et al (dalam Schmidt et al, 2017) mengintegrasikan temuan ini dengan memperkenalkan konsep yang memanfaatkan sifat-sifat ini dan mempersempitnya menjadi dua dimensi yaitu: upaya dalam ketekunan dan konsistensi terhadap minat. Untuk mencapai tingkat penguasaan tertentu, maka praktik yang disengaja dan kegagalan awal harus dapat ditoleransi, sementara itu proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, namun minat harus dijaga agar tetap menonjol.
Apa itu Grit? Pengertian Grit Menurut Para Ahli
Grit Menurut Para Ahli
Baca juga: Apa yang Dimaksud Cyberloafing?
Duckworth dan Gross (dalam Mun dan Ramasamy, 2017) mengusulkan kerangka tujuan ahierarkis untuk menjelaskan mekanisme dasar grit. Grit mensyaratkan memiliki tujuan pengawas yang dominan yang memiliki sasaran tingkat rendah yang selaras dengan tujuan tersebut, yang menghasilkan tindakan efektif yang mendorong orang yang bekerja dengan gigih menuju sasaran yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Berdasarkan kerangka kerja, tujuan tingkat rendah yang ada adalah terhalang dalam pertemuan kemunduran.

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan grit adalah kemampuan individu untuk mempertahankan kegigihan, semangat serta kerja keras  dalam mencapai tujuan jangka panjang, sekaligus dalam rentang waktu yang lama untuk menghadapi berbagai tantangan dan rintangan sekalipun dihadapkan pada  kegagalan.

Aspek-aspek Grit Menurut Para Ahli

Duckworth (dalam Izaach, 2017) mengemukakan terdapat dua aspek grit, yaitu:

a. Konsistensi Minat (Consistency of interest) 

Konsistensi minat (Consistency of interest) adalah seberapa konsisten usaha seorang individu untuk menuju suatu tujuan. Aspek ini berfokus pada minat dalam jangka waktu yang berlangsung lama. Dapat diartikan bahwa dalam pencapaian suatu tujuan mesti ada kekonsistenan.

Konsistensi dapat terlihat dari minat dan tujuan individu yang tidak mudah berubah, tidak mudah teralihkan dengan ide/ minat/ tujuan lain dan tetap fokus pada tujuan awal yang telah dibuat. Individu tidak mudah menyimpang dari minat yang satu menuju minat lainnya, individu tetap fokus dan konsisten menjalani hal yang menjadi minat awalnya. Dari penjelasan diatas maka konsisten minat ini dapat dilihat dari minat individu yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan cenderung menetap.

b. Ketekunan usaha (Perseverance of effort) 

Ketekunan usaha (Perseverance of effort) adalah seberapa keras seseorang berusaha untuk mencapai tujuan serta berapa lama seseorang dapat mempertahankan usaha. Berarti sama halnya dengan usaha seseorang agar tercapainya tujuan sekaligus mampu mempertahankan usaha tersebut. Ketekunan dalam berusaha ditunjukan melalui perilaku individu yang giat dalam bekerja keras, bertahan dalam menghadapi tantangan dan mampu berpegang teguh dengan pilihannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek grit adalah Konsistensi Minat (Consistency of interest), Ketekunan usaha (Perseverance of effort).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Grit 

Menurut Duckworth, Matthews, dan Kelly (dalam Wian, 2018) faktor internal yang dapat mempengaruhi grit adalah :

1) Pendidikan 

Penelitian yang dilakukan oleh Duckworth dan kolega menemukan  adanya pengaruh pendidikan terhadap grit. Dalam hal ini dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi pula grit yang ia miliki pada usia yang sama, begitu pun sebaliknya.

2) Usia 

Penelitian yang dilakukan oleh Duckworth dan kolega menemukan adanya pengaruh usia terhadap grit. Dalam hal ini juga dijelaskan orang dewasa akan memiliki grit yang tinggi dibandingkan orang yang lebih muda karena adanya pengalaman dalam menghadapi tantangan .

3) Conscientiousness 

Hasil penelitian Duckworth dan kolega menyatakan bahwa grit berhubungan positif dengan Conscientiousness (r = .77) lebih dari Neuroticism (r = - .38), Agreeableness (r = .24), Extraversion (r = .22), dan Openness to Experience (r = .14). Conscientiousness berhubungan dengan pilihan untuk berpindah karir pada seseorang. Orang yang memiliki conscientiousness, usia, dan pendidikan tinggi 35% lebih kecil kemungkinannya untuk berpindah karir.

4) Berpindah Karir (Career Change)

Duckworth dan Kolega menemukan bahwa orang dengan grit lebih tinggi akan berpindah karir lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang memiliki grit yang rendah.

5) Prestasi 

Mahasiswa yang memiliki grit tinggi memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan temannya yang memiliki grit rendah.

Menurut U.S. Departement of Education (dalam Wian, 2018) terdapat sumber daya psikologis dan faktor eksternal yang dapat meningkatkan grit:

1) Tiga sumber daya psikologis yang dapat meningkatkan grit, yaitu: 

a) Academic Mindset
Academic mindsets adalah sumber daya psikologis yang diperlukan siswa untuk memahami diri mereka sebagai pelajar, lingkungan belajar, dan hubungan siswa dengan lingkungan belajarnya. Hal ini termasuk keyakinan, sikap, disposisi, nilai, dan cara mempersepsikan diri. Artinya, siswa memiliki persiapan agar dapat menyesuaiakan diri dalam lingkungan belajarnya.

b) Effortfull Control
Siswa selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang penting untuk mencapai tujuan jangka panjang tetapi dalam jangka pendek mereka tidak merasa di inginkan. Dalam artian, siswa cenderung beranggapan bahwa dirinya tidak penting dalam melaksanakan tugas untuk tujuan tertentu.

c) Strategi dan Taktik
Bagaimanpun produktifnya mindset dan fokusnya perhatian, siswa akan lebih gigih saat memiliki sumber daya psikologis berupa strategi dan taktik untuk menghadapi tantangan dan rintangan. Sederhananya, dalam belajar siswa hendaknya memiliki strategi dan taktik tersendiri agar memudahkan dalam tercapainya tujuan belajar.

2) Menurut U.S. Departement of Education faktor eksternal yang mempengaruhi grit 

Faktor eksternalnya adalah (dalam Rosalina & Kusdiyati 2016) konteks sosial budaya memainkan peranan yang sangat penting pada grit. Konteks sosial budaya ini dapat menjadi penentu yang signifikan atau memainkan peranan yang penting dalam mempengaruhi jenis tujuan yang dianggap penting bagi siswa dan tujuan yang akan dicapai oleh siswa, jenis tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh siswa, dan sumber daya yang dapat mereka terima untuk dapat mendukung mereka agar memiliki kegigihan atau grit. Maka dapat dikatakan bahwa ada beberapa hal dalam konteks sosial budaya yang memicu hadirnya grit. Hal – hal tersebut antara lain :

a. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi (SSE) adalah ukuran gabungan dari posisi ekonomi dan sosial individu atau keluarga yang relatif terhadap orang lain, berdasarkan dari pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Bisa diakatakan kondisi sosial dan finansial individu juga akan mempengaruhi grit, seperti individu yang secara ekonomi rendah, akan memungkinkan gigih dalam belajar agar tujuannya dalam memperbaiki kondisi tersebut tercapai.

Faktor-faktor  yang Menentukan Sosial Ekonomi. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya adalah:

(a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan sumber daya manusia.Pendidikan memainkan sebuah peran dalam pendapatan.Pendidikan memberikan dorongan dan dengan demikian meningkatkan penghasilan. Sebagaimana disampaikan pada grafik, derajat tertinggi, gelar profesional dan doktor, membuat pendapatan mingguan tertinggi sementara mereka yang tidak memiliki ijazah sekolah tinggi memiliki kesulitan secara finansial.

(b) Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang.

(c) Jenis Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

b. Dukungan Sosial
Selain status sosial ekonomi, dukungan sosial juga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kegigihan atau grit siswa. Siswa yang berasal dari latar belakang keluarga dengan tingkat kemiskinan yang tinggi memungkinkan siswa menghadapi stress yang berat dan menyebabkan siswa kurang mendapakan dukungan sosial dari keluarganya untuk dapat berprestasi dalam bidang akademik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua yang mempengaruhi grit  terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu pendidikan, usia, conscientiousness, berpindah Karir (Career Change), prestasi, Academic Mindset, Effortfull Control, strategi dan Taktik. Sedangkan faktor eksternal yaitu status ekonomi dan dukungan sosial.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Apa itu Grit? Pengertian Grit Menurut Para Ahli. Semoag bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Apa itu Grit? Pengertian Grit Menurut Para Ahli"