Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir - Pada kali ini Universitas Psikologi akan membagikan artikel psikologi mengenai dewasa akhir. Pembahasan ini akan menjelaskan bagaimana perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa akhir. Dengan artikel ini anda diharapkan dapat memahami seperti apa perkembangan masa dewasa akhir khususnya dalam aspek fisik dan kognitifnya.

Dewasa akhir merupakan periode terakhir dalam hidup manusia, yaitu usia 60 tahun keatas. Fisik manusia pada periode ini sudah jauh menurun dan yang berkarir sudah berhenti bekerja. Seringkali masalah-masalah kesejahteraan ekonomi, status sosial, pensiun dari pekerjaan membuat manusia pada masa ini merasa dirinya tidak lagi berguna (sense of unusefulness), dan kemudian mereka mulai memiliki hobi dan mulai berkelompok lagi sama seperti waktu mereka remaja (Hurlock, 2003).

Menurut Santrock (2002), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang Barat dan orang Indonesia. Pandangan orang Barat yang tergolong lanjut usia atau lansia adalah orang yang berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umumnya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Menurut Hurlock (2003), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir
image source: www(dotbabble(dot)com
Baca juga: Perkembangan Psikososial Dewasa Madya

Ciri-ciri Masa Dewasa Akhir 

  • Adanya periode penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis. 
  • Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya untuk bersantai. 
  • Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut yang menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan. 
  • Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar. 
  • Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut. 
  • Adanya perubahan peran karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda. 
  • Penyesuaian diri yang buruk timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif. 
  • Adanya keinginan untuk menjadi muda kembali, mencari segala cara untuk memperlambat penuaan. 

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

Periode dewasa akhir merupakan periode akhir dalam kehidupan manusia di dunia ini. Periode ini memiliki tugas yang berat untuk bertahan menjalaninya, kekuatan fisik yang menurun, hilangnya masa kerja, kematian pasangan hidup, dan memiliki peran sosial yang cukup berat. Perubahan dalam aspek biologis menjadi perubahan yang terasa berat bagi manusia pada tahapan ini. Kesehatan fisik pada masa dewasa akhir menjadi kegelisahan yang berat pada masa ini. Kekuatan fisik, panca indera, potensi, dan kapasitas intelektual mulai menurun. Perubahan fisik yang terlihat diantaranya rambut yang mulai memutih, kulit keriput, dan gigi yang mulai lepas. Sistem saraf mulai melemah ditandai dengan menurunnya kemampuan intelektual, mulai sering lupa, dan melemahnya refleks sensorik dan motorik. Hal ini terjadi karena neuron-neuron tidak dapat mengganti sel-sel dengan sendirinya. Organ-organ tubuh seperti alat reproduksi mulai menunjukkan menopouse sehingga menjadi ketidak berfungsian organnya, jantung mulai tidak beraturan detaknya.

Menurunnya kekuatan otot-otot mengakibatkan pengaturan suhu tubuh menjadi sulit. Insomia mulai terjadi, sehingga kenyenyakan tidur sulit didapatkan. Gigi yang lepas mengakibatkan sulitnya menghaluskan makanan, padahal fungsi alat pencernaan lainnya telah mengalami penurunan fungsi, hal ini menambah sulitnya metabolisme tubuh. Dalam sistem pernafasan, kapasitas paru-paru tidak bekerja secara maksimal, meskipun tanpa penyakit. Paru-paru menjadi tidak elastis, dada menyusut, dan diafragma melemah. Terlebih jika semasa mudanya giat merokok atau menghirup polusi udara. Begitu pula dengan tulang, mulai menunjukkan kekeroposan, tulang belakang membungkuk, persendian sakit, mudah terserang osteoporosis.

Perkembangan Kognitif Dewasa Akhir

Menurut Wechsler (dikutip dalam Desmita, 2006), kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum. Hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus-menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Kemunduran intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan, atau depresi. Tetapi, kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih keterampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir"