Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi dalam Keluarga Menurut Para Ahli

Daftar Isi
Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi dalam Keluarga Menurut Para Ahli - Komunikasi merupakan aspek yang penting dalam kehidupan bersosial. Setiap makhluk hidup yang berinteraksi selalu berkomunikasi dengan cara dan polanya masing-masing. Penerapan komunikasi di zaman yang canggih ini bisa dilakukan lewat berbagai media seperti ponsel, komputer, dan lainnya. Namun apakah komunikasi itu sebenarnya? Dalam tulisan ini universitaspsikologi.com telah merangkum pengertian hingga pola komunikasi yang disampaikan oleh para ahli.

Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses tercapainya pengertian yang sama antara individu yang bertindak sebagi sumber dengan individu yang bertindak sebagai penerima (Nugroho, 2009). Himstreet dan Baty (Purwanto, 2006), menjelaskan komunikasi merupakan suatu proses informasi melalui sistem yang lazim, baik menggunakan simbol, sinyal, maupun tindakan atau perilaku yang dilakukan antar individu.

Suprapto (2009) mengungkapkan proses komunikasi memiliki tujuan mencapai pengertian sama (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam komunikasi, terdapat komunikator sebagai pengirim pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Lebih lanjut pengertian utama komunikasi digolongkan menjadi tiga pengertian, diantaranya sebagai berikut:

a. Secara etimologis, menurut asal kata komunikasi berasal dari kata latin “communicatio” yang bersumber dari kata “comminis” yang berarti memiliki makna yang sama a. mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.

b. Secara terminologis, komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain.

c. Secara paradigmatik, komunikasi merupakan pola meliputi memiliki sejumlah komponen yang berhubungan/berkolerasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai tujuarn tertentu.

Dalam pengertian yang luas, komunikasi adalah suatu proses penyampaian maksud atau amanat kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu (Sutardi, 2007).

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang sama antara dua individu atau lebih menggunakan saluran tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pola Komunikasi dalam Keluarga

Rogers dan Kincaid (Wiryanto, 2004) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain,yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Istilah Pola komunikasi biasa disebut juga sebagai model tetapi maksudnya sama, yaitu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan masyarakat. Djamarah (2004) mengungkapkan bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Devito (2007) pola komunikasi keluarga merupakan salah satu faktor yang penting, kerena keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal anak selama proses sosialnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pola komunikasi dalam keluarga, peneliti menyimpulkan bahwa pola komunikasi dalam keluarga merupakan suatu sistem penyampaian pesan antara keluarga dengan anak melalui lambang tertentu, yang mengandung arti, dan mengubah tingkah laku individu lain.

Bentuk Pola Komunikasi

Purwanto (2006) mengungkapkan bahwa secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, saluran komunikas formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal commaunications channel). Pada saluran komunikası formal (formal communications channel) dapat ditemukan dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan terlihat berbagai macam kedudukan sesuai batas tanggung jawab dan wewenangnya. Saluran komunikasi formal dibagi lagi menjadi empat macam yaitu:

a. Komunikası dari Atas ke Bawah
b. Komunikasi dani Bawah ke Atas
c. Komunikasi Horizontal
d. Komunikasi Vertikal

Sedangkan pada komunikasi nonformal (informal commaunications channel) orang-orang tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara luas dan bersifat umum.

Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi dalam Keluarga Menurut Para Ahli
Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi
Baca juga: Pahami Perasaan Rendah Diri (Inferiority Feeling)
Devito (2007) mengungkapkan bahwa terdapat empat pola komunikasi keluarga, yaitu:

a. Pola Komunikasi Persamaan (Equality Pattern)

Dalam pola ini, setiap individu membagi kesempatan komunikasi secara dimainkan setiap orang dalam keluarga adalah sama. Setiap orang dianggap sederajat dan setara kemampuannya, bebas mengemukakan ide-ide, opini, dan kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan interpersonal lainnya. Komunikasi memperdalam pengenalan diri masing-masing, serta tingkah laku nonverbal seperti sentuhan dan kontak mata yang seimbang jumlahnya.

Setiap orang memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman. Masalah diamati dan dianalisa. Perbedaan pendapat tıdak dilihat sebagai salah satu kurang dari yang lain tetapi sebagai benturan yang tidak terhindarkan dari ide-ide atau perbedaan nilai dan persepsi yang merupakan bagian dari hubungan jangka panjang. Dalam komunikasi ini berjalan secara timbal balik dan seimbang

b. Pola Komunikasi Seimbang Terpisah (Balance Split Pattern)

Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini setiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Dalam pola ini, bisa jadi semua anggotanya memiliki kemampuan yang sama mengenai agama, kesehatan, seni, dan satu pihak tidak dianggap lebih dari yang lain. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman karena setiap orang memiliki wilayah sendiri-sendiri.

c. Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah (Unbalanced Split Pattern)
Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang kontrol serta dianggap lebih cerdas atau berpengetahuan lebih, sedangkan orang lain yang dianggap kurang cerdas atau berpengetahuan kurang berkompetisi dengan cara membiarkan pihak yang dianggap cerdas mendominasi membuat keputusan, memberi opini dengan bebas, memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak lain akan kehebatan argumennya Sebaliknya, pihak yang lain bertanya, meminta pendapat dan berpegang pada pihak yang mendominasi dalam mengambil keputusan

d. Pola Komunikasi Monopoli (Monopoly Pattern)

Satu orang dipandang sebagai penguasa, orang ini lebih bersifat memerintah dari pada berkomunikasi, memberikan umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan akhir. Dalam pola ini, jarang terjadi perdebatan dikarenakan komunikasi hanya didominasi oleh salah satu orang saja. Pihak yang dimonopoli meminta ijin dan pendapat dari pemegang kuasa untuk mengambil keputusan, seperti halnya hubungan orang tua ke anak.

Pemegang kekuasaan mendapat kepuasan dengan perannya tersebut dengan cara menyuruh, membimbing, dan menjaga pihak lain, sedangkan pihak lain itu mendapatkan kepuasan lewat pemenuhan kebutuhannya dan dengan tidak membuat keputusan sendiri sehingga ia tidak akan menanggung konsekuensi dari keputusan itu sama sekali.

Jenis Pola Komuníkasi Keluarga

Friedman (2003) mengungkapkan ada dua jenis pola komunikasi keluarga yaitu:

a. Komunikasi fungsional

Komunikasi fungsionial dalam keluarga dipandang sebagai kunci untuk menjadikan sebuah keluarga menjadi berhasil dan sehat. Proses komunikasi fungsional berisi pesan yang jelas yang dikirim oleh pengirim informasi dan diterima dengan jelas oleh penerima informasi. Friedman (2003) menyebutkan, karakteristik pola komunikasi fungsional terdiri dari:

1) Komunikasi emosional. Komunikasi ini berkaitan dengan ekspresi berbagai emosi atau perasaan, yang dicontohkan dengan keluarga yang dapat mengutarakan isi hati secara penuh. Dalam keluarga dengan pola komunikasi fungsional, emosi masing-masing anggota keluarga akan terlihat saat mereka berkomunikasi

2) Area-area terbuka dari komunikasi dan membuka diri. Dalam hal ini komunikasi memerlukan suatu keterbukaan nilai, rasa saling menghormati dan membuka diri antar anggota keluarga, dengan menyediakan waktu untuk berinteraksi.

3) Hirarki kekuasaan dan aturan-aturan keluarga. Minuchin (dalam Friedman, 2003) menyebutkan bahwa sistem keluarga tergantung dari hirarki kekuatan dimana komunikasi yang mengandung "komando atau perintah" secara umum mengalir ke bawah dalam jaringan komunikasi keluarga terdapat hirarki kekuasaan dimana komunikasi yang ada mengandung perintah dari pihak yangberkuasa seperti orang tua.

4) Konflik keluarga dan resolusi keluarga. Pada pola komunikasi keluarga disfungsional, konflik yang terjadi pada keluarga dapat diselesaikan dengan cara terbuka.

b. Komunikasi disfungsional

Komunikasi disfungsional menurut Friedman (2003), didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaun isi pesan serta perintah duri pesan yang tidak jelas atau tidak langsung. Proses yang disfungsional biasanya tidak jelas. dan maksud dari komunikasi tersebut pun tidak jelas atau tersembunyi.  Ciri komunikasi disfungsional (Friedman, 2003) ialah

1) Sindrom mengabaikan diri. Seseorang biasanya tidak mendengar pendapat orang lain dan tetap berpegang kepada pendapatnyi sendiri sehingga dapat terjadi komunikasi disfungsional

2) Ketidakmampuan berfokus pada satu isu.  Dalam hal ini, keluarga hanya membahas masalah yang satu dengan masalah yang lain dan tidak ada upaya untuk menyelesaikan.

3) Area komunikasi tertutup. Friedman (2003) menjelaskan bahwa keluarga yang kurang fungsional sering memperlihatkan area komunikasi yang lebih tertutup. Terdapat aturan yang melarang untuk membahas suatu topik yang tidak disetujui dalam keluarga, baik secara tertulis maupun tidak tertulis
Masing-masing dari pola komunikasi keluarga yang diuraikan di atas, dapat memberikan situasi serta kondisi yang berbeda dalam lingkungan untuk perkembangan remaja. Pola komunikasi dibutuhkan dalam keluarga agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh anggota keluarga lain (Friedman, 2003). Kahasana (2008) menyebutkan, pola komunikasi dapat mengarahkan perilaku remaja menjadi positif, maupun negatif.

Berdasarkan kasuistik perilaku orang tua dan anak yang sering muncul dalam keluarga, maka pola komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga adalah berkisar di seputar (Djamarah,2004):

a. Model stimulus- respon

Pola komunikasi yang biasanya terjadi dalam keluarga adalah model stimulus-respons (S-R). Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses "aksi-reaksi" yang sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya. Dalam realitas pola ini dapat pula berlangsung negatif.

b. Model ABX

Pola komunikasi lainnya yang juga sering terjadi dalam komunikasi antara anggota keluarga adalah modei ABX yang dikemukakan oleh Newcomb dari perspektif psikologi-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A) menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai sesuatu (X). Model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi. yaitu: (1) Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribui kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif), (2) orientasi A terhadap B dalarm pengertien yang sama, (3) orientasi 3 terhadap X, (4) orientasi B terhadap A.

c. Model nteraksional

Model interaksional ini berlawanan dengan model S- R. mengasumsikan manusia adalah pasti, model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi disini digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna. penafsiran, dan tindakan.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Pengertian Komunikasi dan Pola Komunikasi dalam Keluarga Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar