Uraian Tentang Aspek-aspek Kecemasan (Anxiety) dan Faktor Kecemasan Bisa Terjadi

Daftar Isi
Uraian Tentang Aspek-aspek Kecemasan (Anxiety) dan Faktor Kecemasan Bisa Terjadi - Setiap manusia pasti pernah mengalami kecemasan pada situasi tertentu. Lalu apa yang menjadi kecemasan itu muncul? Dalam pembahasannya kali ini universitaspsikologi.com akan membahas hal-hal yang menyangkut tentang kecemasan. Penting untuk kita sadari bahwasannya kecemasan tidak muncul begitu saja, ada proses yang secara tidak sadar tertanam dalam diri kita. Maka dari itu langsung saja kita membahas tentang topi kecemasan di bawah ini.
Uraian Tentang Aspek-aspek Kecemasan (Anxiety) dan Faktor Kecemasan Bisa Terjadi
Kecemasan (Anxiety)
Baca juga: Seperti Apa Kesiapan Kerja Karyawan Itu?

Pengertian Kecemasan

Kecemasan berasal dari bahasa latin yaitu “agustus” yang berarti kaku dan “ango, anci” yang berarti mencekik, atau dalam bahasa inggrisnya “anxiety”. Masing-masing individu memiliki tingkat rasa cemas yang berbeda-beda apabila berada pada situasi yang mengancam pada dirinya, tanpa kecemasan kita tentu akan sulit menghindari hal-hal yang mungkin berbahaya yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat kecemasan sebagai sesuatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental, kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman, menurut Muchlas (dalam Rahayu, 2015).

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami oleh sesorang. Cemasan adalah suatu keadaan tertentu (state anxiety), yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi objek tersebut berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu  dan bukan kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadian (Ghufron dan Risnawita, 2011).

Chaplin (dalam Wahyuni, 2014) berpendapat bahwa kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Menurut Nevid, dkk (dalam Machadan dan Hartini, 2012) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Menurut Kartono (dalam Nugroho, 2010) mendefinisikan kecemasan sebagai semacam kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau kabur. Dapat berupa perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Begitu juga dengan Hurlock (dalam Nugroho, 2010), mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang peristiwa yang akan datang dan tanda-tanda yang biasanya muncul berupa perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan. Biasanya disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri serta tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah dan apabila seseorang menghadapi suatu masalah atau situasi konflik ia akan meragukan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah dan kesulitannya tersebut karena dia akan merasa kurang mampu bila dibandingkan dengan orang lain.

Menurut Nietzal (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011) berpendapat bahwa kecemasan berasal dari bahasa latin (anixus) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi. Selanjutnya menurut Muchlas (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011) mendefisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman. Menurut Frued (dalam Safaria dan Saputra, 2012) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi disebut sebagai  traumatik (Suryabrata dalam Safaria dan Saputra, 2012).

Dari pengertian di atas, maka kecemasan dapat disimpulkan suatu kekhwatiran tentang peristiwa yang tidak senang, gelisah dan perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan serta tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah.

Apek-aspek Kecemasan

Menurut Greenberger dan padesky (dalam Rahayu, 2015) aspek-aspek kecemasan menghadapi dunia kerja dikelompokan menjadi empat yaitu:

a. Reaksi fisik

Reaksi fisik yang terjadi pada orang cemas menghadapi dunia kerja meliputi telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdebar-debar (berdegup kencang), pipi merona, pusing-pusing dan sulit bernafas. Kondisi ini biasanya terjadi pada saat seseorang yang cemas menghadapi dunia kerja tersebut melihat berita di televisi atau media massa mengenai berbagai macam problema dalam dunia kerja. Reaksi fisik ini dapat berlangsung lama maupun sebentar tergantung pada lama tidaknya situasi yang dihadapinya. Adapun kemungkinan, setelah selasai melihat berita tentang dunia kerja tersebut, reaksi fisik yang ada pun menjadi hilang. Hal ini dapat terjadi kembali manakala individu tersebut melihat berita serupa.

b. Pemikiran

Orang yang cemas biasanya memikirikan bahaya secara berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, tidak menganggap pentig bantuan yang ada dan khawatir serta berpikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang cemas terhadap dunia kerja, memiliki pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai mampu tidaknya ia menghadapi dunia kerja dan biasanya pemikiran ini akan menetap cukup lama. Tanpa ada usaha dari individu untuk merubah pemikirannya tersebut menjadi sesuatu yang lebih positif maka pemikirannya akan tetap seperti itu. Pemikiran negatif yang timbul dapat berupa apa saja namun efeknya tetap sama yaitu membuat kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan seringkali memikirkan hal tersebut. Pemikiran dapat berupa perasaan tidak mampu, merasa tidak memiliki keahlian, tidak siap dan sebagainya.

c. Prilaku

Orang cemas menghadapi dunia kerja akan berperilaku menghindari situasi saat kecemasan bisa terjadi.

d. Suasana hati

Suasana hati orang cemas menghadapi dunia kerja meliputi perasaan gugup, jengkel, cemas dan panik. Suasana hati juga dapat berubah secara tiba-tiba ketika ia dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Misalanya dalam hal keinginan dan minat menginggalkan situasi ketika kecemasan mulai terjadi dan mencoba melakukan banyak hal secara sempurna dan mencoba mencegah bahaya. Cemas menghadapi dunia kerja biasanya ditandai dengan adanya usaha menghindari situasi yang menyangkut seputar dunia kerja misalnya informasi-informasi tentang dunia kerja atau pertanyaan-pertanyaan seputar dunia kerja. Prilaku ini terjadi dikarenakan individu merasa dirinya terganggu dan merasa tidak nyaman.

Deffenbacher dan Hazaleus (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011) mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan adalah sebagai berikut:

a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang diri sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan teman-temannya.

b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan tegang.

c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.

Berdasarkan penjelasan di atas tentang aspek-aspek kecemasan menghadapi dunia kerja adalah reaksi fisik, pemikiran, prilaku, suasana hati dimana rasa cemas menghadapi dunia kerja, aspek Kekhawatiran yang menggarah ke pikiran negatif tentang diri sendiri, aspek Emosionalitas yang dimana terdapat perasaan jatung berdebar, dan  aspel Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas.

Faktor-faktor Kecemasan

Browman (dalam Yunita, 2013) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan terhadap dunia kerja antara lain yaitu:

a. Kepercayaan diri yaitu keberhasilan individu di masa lalu khususnya dalam suatu pekerjaan akan dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri serta mengurangi rasa takut atau cemas, sementara kegagalan-kegagalan di waktu lalu membuat individu merasa lebih pesimis, tidak percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam menghadapi persaingan dunia kerja.

b. Kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, bila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan dapat menimbulkan kecemasan.

Adler  dan Rodman (dalam Gufron & Risnawati, 2011) menyatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan:

a. Pengalaman negatif pada masa lalu

Pengalaman ini merupaka hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu tersebut mengahadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya perna gagal dalam tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan siswa dalam menghadapi tes.

b. Pemikiran yang tidak rasional

Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.

Sedangkan menurut AZ-zahrani (dalam Aiman, 2016) menyebutkan faktor mempengaruhi adanya kecemasan, yaitu:

1) Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan kesealahpahaman serta adanya ketidakpedulian orang tua terhadap anak-anaknya dapat menyebabkan ketidak nyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk dimata masyrakat, sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.

Dari beberapa faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi kecemasan. Diantaranya faktor kepercayaan diri, factor kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, faktor lingkungan sosial, faktor lingkungan keluarga, faktor pengalaman negatif masa lalu dan faktor pemikiran yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut hendaknya diperhatikan oleh individu supaya dapat mengurangi kecemasan yang akan dihadapi.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Uraian Tentang Aspek-aspek Kecemasan (Anxiety) dan Faktor Kecemasan Bisa Terjadi. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

  • Aiman. 2016. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan pada Mahasiswa Psikologi Semester IV (Enam) yang akan Menghadapi Skripsi di Fakultas Psikologi Unversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim.
  • Ghufron dan Risnawita. 2011. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media
  • Denia Martini Machadan & Nurul Hartini. 2012. “Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Tunadaksa di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Tubuh Pasuruan”. Jurnal Psikologi Klinis & Kesehatan Mental Vol. 1 No. 02
  • Rahayu. 2015. Hubungan Antara Self Control Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir VII Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia “YPTK”. Skripsi. Padang: Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia “YPTK”.
  • Safaria dan Saputra. 2012. Manajemen Emosi. Jakarta. Bumi Aksara
  • Wahyuni. 2014. “Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi”. Jurnal Psikologi volume 2 No 1.
  • Yunita. 2013. “Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Muhammadyah Surakarta”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar