Pengertian Keterikatan yang Aman (Secure Attachment): Karakteristik Figur, dan Dimensi Secure Attachment

Daftar Isi
Pengertian Keterikatan yang Aman (Secure Attachment): Karakteristik Figur, dan Dimensi Secure Attachment - Setiap manusia memiliki hubungan dan keterikatan satu sama lainnya. Keterikatan misalnya dalam keluarga yaitu antara ayah dan anak. Keterikatan dibangun dengan pikiran hati yang positif agar keterikatan yang dibangun bisa berlangsung lama. Di samping itu keterikatan harus juga memiliki rasa aman agar terciptanya kepercayaan antara satu dan lainnya. Di bawah ini adalah sebuah tulisan yang akan menjelaskan secara detail persoalan mengenai keterikatan (secure attachment).

Pengertian Keterikatan yang Aman (Secure Attachment): Karakteristik Figur, dan Dimensi Secure Attachment
Keterikatan antara Ibu dan Anak
Baca juga: Pengertian dan Penjelasan Mengenai Kompetensi Interpersonal

Pengertian Secure Attachment

Remaja yang matang secara fisik dan emosi tidak terlepas dari dukungan dan kasih sayang orang tua dalam bentuk keterikatan yang aman (secure attachment). Secure attachment merupakan salah satu dari jenis-jenis attachment. Menurut Santrock (2002) attachment adalah keterikatan (connectedness). Pennington (dalam Maentiningsih, 2010) mengemukakan attachment dapat didefinisikan sebagai kekuatan, keterikatan, cinta dan perawatan antara orang tua dengan anak.

Attachment merupakan teori yang diungkapkan pertama kali oleh seorang Psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969. Penelitian Bowlby (dalam Meins, 1997) adalah mengenai dampak dari bayi yang dipisahkan dengan ibunya secara emosional dan penelitiannya terdiri dari 3 volume, yaitu attachment (1969), separation (1973), dan loss (1980).

Attachment kemudian dikembangkan lagi oleh seorang Psikiater asal Kanada bernama Ainsworth (1978) dalam penelitiannya yaitu strange situation. Menurut Ainsworth (dalam Meins, 1997) attachment dibagi menjadi 3 jenis, yaitu secure attachment, anxious-insecure attachment, dan ambivalent attachment.

Apabila figur attachment seperti orang tua atau pun pelatih mampu memberikan secure attachment kepada individu maka untuk seterusnya individu tersebut cenderung akan mencari mereka setiap kali dirinya mendapat masalah atau berada dalam situasi tertekan. Hal itu terjadi karena figur attachment-nya tersebut telah menjadi secure base bagi dirinya (Aisworth, dalam Santrock, 2002).

Ainsworth (dalam Meins,1997) menemukan bahwa anak yang memiliki kelekatan yang tidak aman mengalami masalah dalam hubungan dengan pengasuh atau figur lekatnya, sebaliknya anak yang memiliki kelekatan aman memiliki pola hubungan dengan kualitas yang sangat baik. Anak yang memiliki kelekatan aman (secure attachment) memiliki ibu yang responsif pada kebutuhan dan sinyal-sinyal yang diberikan bayi dan mempunyai sikap yang konsisten. Menurut Ainsworth (dalam Meins, 1997) secure attachment adalah keterikatan yang aman secara emosional antara orang tua dengan anak dan sebagai dasar perkembangan psikologis.

Wisayanti (2010) mengemukakan bahwa remaja yang memiliki kelekatan aman yang tinggi memiliki kepercayaan diri yang rata-rata tinggi dan menikmati frekuensi dan kepuasan dalam berkomunikasi dengan keluarga mereka. Mereka juga memiliki kualitas hubungan yang tinggi dengan teman sebayanya. Sebaliknya, remaja yang mengarah kepada kelompok kelekatan rendah dengan orang tua menunjukkan perasaan kemarahan dan pengasingan serta lebih emosional dalam hubungannya dengan orang tua mereka

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secure attachment merupakan keterikatan yang aman secara emosional antara orang tua dengan anak dan sebagai dasar perkembangan psikologis yang dapat membuat anak merasa nyaman dan terlindungi.

Karakteristik Figur Secure Attachment

Ainsworth (dalam Meins, 1997) menyebutkan bahwa orang tua yang memiliki kelekatan aman dengan anak memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Hangat (warm), orang tua menunjukkan antusiasme terhadap anak, hangat, dan ramah (friendly feelings). Kehangatan yang ditunjukkan oleh orang tua akan memberikan perasaan nyaman dan santai (relax).
  2. Sensitif (sensitive), orang tua mampu menunjukkan pengertian simpatik terhadap anak, mengerti kebutuhan anak dari sudut pandang anak.
  3. Responsif (responsive), orang tua mampu menyikapi kebutuhan anak akan rasa nyaman, rasa ingin dilindungi, dan selalu memberikan respon terhadap keinginan anak.
  4. Dapat diandalkan (dependable), tempat anak menggantungkan harapan dan kebutuhannya akan rasa aman dan nyaman, orang tua dapat diandalkan oleh anak terutama ketika anak membutuhkan dukungan atau dalam keadaan tertekan.

Dimensi Secure Attachment

Secure attachment adalah keterikatan yang aman secara emosional antara orang tua dengan anak dan sebagai dasar perkembangan psikologis. Menurut Ainsworth dkk (dalam Meins, 1997) terdapat beberapa dimensi dari secure attachment, yaitu:
  • Kedekatan adalah kedekatan anak secara emosional dengan orang tuanya
  • Kepercayaan adalah kepercayaan anak terhadap orang tua dan orang-orang di sekitarnya dalam menjalin hubungan sosial.
  • Independen adalah anak cenderung mandiri dan tidak tergantung pada orang tuanya.
  • Supportive adalah anak cenderung sering memberikan kenyamanan dan dukungan kepada orang tua dan orang-orang di lingkungannya
  • Mempertahankan hubungan adalah anak selalu mempunyai keinginan dan usaha untuk tetap mempertahankan hubungan yang baik dengan orang tua dan lingkungannya.
  • Resolusi konflik adalah anak cenderung menggunakan cara yang positif dalam memandang orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar