Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Terjadinya Kecemasan dan Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Para Ahli

Proses, Efek, dan Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Para Ahli - Kecemasan adalah suatu hal yang pasti setiap manusia pernah mengalaminya. Seperti apa proses kecemasan itu? Serta efek yang ditimbulkan akibat kecemasan? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Pada artikel ini semua itu akan dijawab dan dibahas di sini.
Proses, Efek, dan Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Para Ahli
Kecemasan Berlebihan itu Buruk
Baca juga: Ciri-ciri, Tipe, dan Faktor Kecemasan

Proses Terjadinya Kecemasan Secara Fisiologis

Adanya situasi yang menimbulkan kecemasan, rasa sakit dan sebagainya akan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh. Davidoff (dalam Arvi, 2009), kecemasan secara fisiologis dibagi menjadi dua bagian antara lain:

a. Kecemasan yang akut (acute anxiety)

1) Diawali dengan adanya pesan yang diterima oleh sistem syaraf pusat, otak dan spiral cord yang memainkan informasi yaitu sebuah jaringan sel saraf dan pangkal otak dan cortex mempunyai peranan penting dalam mengenali informasi. Adanya suatu keadaan atau informasi yang membahayakan akan diseleksi di sini sehingga muncul sesuatu yang penting. Kemudian formasi reticular akan memberitahukan cortex yang akan memperhatikan secara penuh agar dapat memberikan respon yang tepat dengan waspada terlebih dahulu. Setelah semua informasi diproses, cortex akan mengirim ke hypothalamus yang merupakan salah satu struktur dari sistem limbic yang berfungsi mengaktifkan sistem saraf simpatik ketika menghadapi suatu bahaya. Pusat dari sistem limbic lainnya adalah amigdala dan septum yang juga berfungsi dalam perasaan dan motif.

2) Bila timbul kecemasan maka saraf otonom akan distimuli sehingga menimbulkan reaksi otonomik. Saraf otonom terdiri atas dua cabang yaitu sistem saraf parasimpatik yang aktif saat individu dalam keadaan tenang dan sistem saraf simpatik berfungsi untuk mengaktifkan kelenjer-kelenjer adrenalin dan non adrenalin yang nantinya ikut serta dalam mengaktifkan saraf simpatik sehingga selalu waspada dan aktif sampai keadaan berbahaya.

b. Kecemasan yang kronis

Kecemasan yang bersifat kronis akan menyebabkan timbulnya sindrom yang bersifat adaptasi umum yang menyebabkan perubahan fisiologis yang besar dalam kelenjer endokrin dan sistem-sistem organ lainnya yang disebabkan oleh ketergantungan atau tekanan batin, yang terdiri atas beberapa tahapan, antara lain:

1) Reaksi tanda bahaya

Respon yang mendadak terhadap kecemasan menggerakkan semua energi untuk mengatasi terjadinya krisis.

2) Pertahanan

Jika ketegangan diperpanjang maka tubuh akan meningkatkan kewaspadaan. Sebagai akibat individu akan merasa lemah untuk menghadapi stressor.

3) Kelelahan

Jika penyebab ketegangan yang lama terus menerus berlanjut atau terjadi yang baru, maka dilihat dari kelelahan dan ketegangan otot. Setelah sistem saraf simpatik mengeluarkan energi, maka aktivitas tubuh semakin berkurang bahkan berhenti sama sekali. Jika penyebab ketegangan terus berlanjut maka semakin sulit untuk mengatasinya, dimana selama mengalami kelelahan individu akan mengalami masalah dalam perkembangan psikologis dan secara psikis mengalami sakit.

Sumber umum dari kecemasan menurut Priest (dalam Arvi, 2009) yaitu : pergaulan, kesehatan, anak-anak, kehamilan, menuju usia tua, menuju kejenjang rumah tangga, pekerjaan, kenaikan pangkat, kesulitan keuangan, problem, dan ujian.

Efek dari Kecemasan

Menurut Jersild (dalam Faisal, 2009) secara umum dampak-dampak yang disebabkan dari kecemasan antara lain:

a. Gangguan mood, sensitif, cepat marah, mudah sedih
b. Kesulitan tidur, insomnia, mimpi buruk dan mimpi yang berulang-ulang
c. Kelelahan
d. Perasaan-perasaan yang tidak nyata dimana segala sesuatu yang dilihat tidak jelas atau samar-samar
e. Sangat sensitif terhadap suara, adanya rasa tidak tahan terhadap suara-suara padahal sebelumnya biasa saja
f. Pikiran kosong (tidak mampu berkonsentrasi dan lupa)
g. Tidak bisa membuat keputusan
h. Gelisah (resah, tidak bisa diam)
i. Kehilangan kepercayaan diri
j. Kecenderungan melakukan sesuatu secara berulang-ulang
k. Keraguan dan ketakutan yang mengganggu
l. Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang tidak dilakukan
m. Keluhan yang bersifat fisiologis seperti tekanan darah meningkat, jantung berdebar-debar, berkeringat, gangguan lambung, mulut kering, pusing, nafas tidak teratur, ketegangan otot.

Cara Mengatasi Kecemasan

Menurut Atkinson dkk, ada dua cara untuk mengurangi kecemasan diantaranya:

a. Menitikberatkan masalah

Individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya.

b. Menitikberatkan emosi

Individu berusaha untuk mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu.

Freud (dalam Atkinson) mengemukakan istilah mekanisme pertahanan untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi seseorang dari kecemasan melalui memutarbalikkan fakta atau kenyataan. Strategi-strategi ini tidak menunjukkan kondisi obyektif bahaya dan hanya mengubah cara orang mempersepsikan atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan melibatkan unsur penipuan diri.

Dalam membicarakan mekanisme pertahanan perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Mekanisme pertahanan merupakan konstruks hipotesis yang disimpulkan dari pengamatan terhadap cara orang berprilaku.

b. Pemberian label terhadap prilaku seseorang (misalnya, sebagai proyeksi pengalihan, atau pembentukan reaksi) bila memberikan deskripsi yang berguna, tetapi label tersebut tidak menjelaskan prilaku.

c. Bila digunakan secara terbatas, mekanisme pertahanan akan membantu kita mengatasi masalah sampai kita mampu menghadapi situasi yang menekan secara lebih baik dari pada menghadapinya.

Bentuk mekanisme pertahanan diri itu menurut Freud (dalam Atkinson) yaitu:

a. Penolakan (denial)

Bilamana kenyataan eksternal terlalu menyakitkan untuk dihadapi, seseorang mungkin mengingkari kenyataan itu. Pengingkaran inilah yang disebut penolakan (denial). Mengingkari adanya kenyataan kadangkala lebih baik daripada menghadapinya.

b. Penekanan (Represi)

Pengingkaran atas kenyataan adalah pembelaan diri terhadap ancaman eksternal; penekanan (represi) adalah pembelaan diri terhadap ancaman internal. Dalam penekanan, impuls-impuls dan ingatan-ingatan yang terlalu menakutkan dibuang jauh dari tindakan-tindakan atau kesadaran. Freud menganggap bahwa penekanan-penekanan impuls-impuls tertentu pada masa kanak-kanak merupakan hal yang universal.

c. Rasionalisasi

Rasionalisasi bukan bearti “bertindak menurut akal”; hal ini merupakan penentuan motif yang masuk akal atau layak secara sosial pada apa yang kita lakukan sehingga kita tampak bertindak sesuai dengan akal pikiran atau sepatutnya. Rasionalisai memiliki dua tujuan yaitu : hal itu mengurangi kekecewaan kita bila kita gagal mencapai tujuan dan hal itu memberi kita motif yang layak bagi tindakan kita.

d. Pembentukan reaksi

Kadangkala orang-orang dapat menyembunyikan motif dari diri mereka sendiri dengan memberikan pernyataan yang kuat terhadap yang bertentangan. Kecendrungan ini disebut pembentukan reaksi.

e. Proyeksi

Proyeksi melindungi kita dari pengenalan-pengenalan sifat-sifat kita sendiri yang tidak layak dengan menampakkan mereka dalam jumlah yang berlebihan kepada orang lain.

f. Intelektualisasi

Intelektualisasi adalah usaha untuk memperoleh pembebasan dari situasi yang mengancam dan menghadapinya dengan istilah-istilah abstrak dan ilmiah. Bentuk bela diri semacam ini sering diperlukan bagi orang-orang yang harus berhadapan dengan masalah hidup dan mati pada pekerjaan mereka.

g. Pengalihan (Displacement)

Mekanisme pengalihan atau displacement, suatu motif yang tidak dapat dipuaskan dalam satu bentuk diarahkan ke dalam saluran baru. Freud merasa bahwa pengalihan merupakan jalan yang paling memuaskan untuk menangani dorongan-dorngan kekerasan dan seks. Dorongan utama tersebut tidak dapat diubah, tapi tujuan yang akan dicapai dorongan itu dapat diubah.

h. Mekanisme bela diri dan penyesuaian

Mekanisme bela diri biasanya merupakan pengingkaran terhadap realitas dan karenanya menghalangi pemecahan masalah yang efektif. Seseorang tergantung pada mekanisme bela diri mungkin tidak pernah mengetahui cara-cara yang lebih efektif untuk menanggulanginya.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Proses, Efek, dan Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Penyebab Terjadinya Kecemasan dan Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Para Ahli"