Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Self Disclosure (Membuka Diri) Menurut Para Ahli

Pengertian Self Disclosure (Membuka Diri) Menurut Para Ahli - Artikel psikologi dibawah ini akan memberitahukan seperti apa itu self disclosure. Anda akan dapat dan bisa memahami self disclosure atau membuka diri setelah membaca tulisan ini sampai selesai.

Lukaningsih (2010) mengemukakan self disclosure atau membuka diri adalah perilaku komunikasi yang dilakukan individu secara sengaja menjadikan dirinya diketahui oleh pihak lain. De Vito (1997) mengemukakan self disclosure adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan. Self disclosure mengacu pada mengkomunikasikan informasi kita tentang diri kita kepada orang lain.

Self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini tersebut (Johnson dalam Supratiknya, 1995). Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Wrightsman (dalam Dayakisni, 2009) mengatakan self disclosure adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi pada orang lain.

Morton (dalam Dayakisni, 2009) mengatakan bahwa self disclosure merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Menurut Sears, dkk (dalam Asandi dan Rosyidi, 2010) self-disclosure atau membuka diri ini dapat bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia, sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
Pengertian Self Disclosure (Membuka Diri) Menurut Para Ahli
Self Disclosure (Membuka Diri)
Baca juga: Pengertian Atraksi Sosial dan Faktornya
Self disclosure ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi, perilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat, maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri sangat besar. Sebaliknya, pada beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (De Vito dalam Dayakisni, 2009).

Raven dan Rubin (dalam Dayakisni, 2009) mengatakan bahwa pada umumnya kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka. Maksudnya, dalam melakukan self disclosure terjadi hubungan timbal balik dimana apabila ada individu yang menceritakan tentang pribadinya maka kita sebagai pendengarpun akan memberikan reaksi yang sama.

Altman dan Taylor (dalam Gainau, 2009) mengemukakan bahwa self disclosure merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Lumsden (dalam Gainau, 2009) mengatakan self disclosure dapat membantu seseorang berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri serta hubungan menjadi lebih akrab, sedangkan menurut Calhoun dan Acocella (dalam Gainau, 2009) self disclosure dapat melepaskan perasaan bersalah dan cemas, tanpa self disclosure individu cenderung mendapat penerimaan sosial kurang baik sehingga berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa self disclosure adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu dengan cara membagikan, menceritakan atau menginformasikan tentang dirinya kepada orang lain.

Teori Self Disclosure

Self disclosure pertama kali diperkenalkan oleh Luth dan Ingham pada tahun 1955. Konsep ini pada akhirnya dikenal dengan nama jendela johari atau Johari Window yang mencerminkan adanya proses memberi dan menerima, baik berupa informasi, pujian maupun kritik dari orang lain untuk kepentingan pengembangan diri seseorang.

Asumsi-asumsi self disclosure menurut Luth dan Ingham (dalam Bafita, 2009) antara lain:

a. Dalam suatu organisasi (lingkungan masyarakat atau komunitas) apabila antar anggota saling mengenal maka komunikasi dalam lingkungan akan semakin efektif.

b. Semakin seseorang terbuka dan jujur dalam berinteraksi dengan orang lain maka semakin bagus kualitas hubungan orang tersebut.

c. Jendela Johari (dalam Lukaningsih, 2010) pada setiap orang terdapat empat area dalam mengkomunikasikan diri pribadinya, yaitu daerah pribadi terbuka (open self), daerah pribadi buta (blind self), daerah pribadi tersembunyi (hidden self) dan daerah pribadi tidak dikenal (undiscovered self). Daerah tersebut secara jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Penjelasan bagian-bagian dari Jendela Johari sebagai berikut:

1) Daerah pribadi terbuka (daerah I)

Merupakan daerah saya tahu dan orang lain juga tahu. Daerah terbuka ini menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi dan ide-ide yang diketahui oleh diri sendiri dan juga orang lain. Keadaan ini menggambarkan dimana terdapat suatu hubungan keterbukaan sehingga dua pihak saling mengetahui hubungan mereka. Daerah ini merupakan daerah ideal yang mencerminkan kepribadian seseorang yang mau memberi dan menerima saran dan kritik dari orang lain.

Luft (dalam Lukaningsih, 2010) mengatakan bahwa semakin kecil bagian open self atau daerah pribadi terbuka maka akan semakin buruk komunikasi berlangsung. Komunikasi tergantung pada tingkat keterbukaan yang memungkinkan seseorang membuka diri kepada orang lain dan dirinya sendiri. Jika individu tidak mengijinkan orang lain untuk mengetahui tentang dirinya pribadi, maka komunikasi antara individu tersebut dengan orang lain akan mengalami kesukaran. Jika seseorang merasa terancam, maka daerah ini tidak akan melebar karena individu yang bersangkutan akan cenderung lebih menutup diri untuk melindungi diri dari ancaman yang menghampiri dirinya.

2) Daerah pribadi buta (daerah II)

Merupakan daerah saya tidak tahu dan orang lain tahu. Dalam situasi ini, individu tidak mengenal dirinya sendiri, tidak mengenal kelemahan-kelemahan yang dimiliki, akan tetapi orang lain mengetahuinya. Daerah ini mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik saja dan tidak mau menerima saran ataupun kritikan dari orang lain. Daerah ini merupakan daerah yang tidak efektif dalam sebuah komunikasi.

3) Daerah pribadi tersembunyi (daerah III)

Merupakan daerah saya tahu dan orang lain tidak tahu. Daerah ini berisi segala sesuatu mengenai diri pribadi yang hanya diketahui oleh diri yang bersangkutan. Hasilnya, individu tersebut tetap bersembunyi dari orang lain karena rasa takut terhadap kemungkinan dari reaksi orang lain. Individu yang berada dalam posisi ini akan menjaga sikap, pemikiran dan perasaannya sebagai sesuatu yang bersifat rahasia dan tidak akan membukanya kepada orang lain.

Daerah ini mencerminkan kepribadian yang hanya mau meminta saran/informasi dari orang lain tetapi tidak mau/sedikit berbagi saran/informasi dengan orang lain. Dengan kata lain individu ini sangat menjaga kerahasiaanya atau privasi hidupnya sehingga tingkat keterbukaannya sangat minim/terbatas.

4) Daerah pribadi tidak dikenal (daerah IV)

Merupakan daerah saya tidak tahu dan orang lain juga tidak tahu. Situasi ini menggambarkan dimana orang tidak mengenal baik dirinya sendiri maupun orang lain.

Kesimpulan yang bisa diambil dari jendela Johari ini adalah, apabila seseorang menghendaki segala ide, perasaan maupun tingkah lakunya diterima oleh orang lain, maka daerah I (daerah terbuka) haruslah terbuka lebar. Caranya yaitu dengan melakukan self disclosure atau membuka diri, mempercayai orang lain dengan mengutarakan informasi diri kepada orang lain.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Pengertian Self Disclosure (Membuka Diri) Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Pengertian Self Disclosure (Membuka Diri) Menurut Para Ahli"