Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian

Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian - Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempuyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi. Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian. Kerlinger mengemukakan berbagai contoh variabel dalam bidang sosiologi, psikologi, dan pendidikan seperti jenis kelamin, penghasilan, kelas sosial, atau status sosial, jenis pekerjaan, prestasi belajar, dan sebagainya.
Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian
image source: psychology(dot)about(dot)com
Baca juga: Jenis Desain Penelitian Beserta Contohnya

Pengertian dan Macam-macam Variabel 

A. Jenis Variabel

Variabel penelitian yang digunakan perlu definisi operasional yaitu mendeskripsikan variabel penelitian sehingga bersifat (a) spesifik yaitu tidak berintepretasi ganda; (b) terukur dan teramati.

Contoh seseorang melakukan penelitian tentang pengaruh dzikir terhadap ketenangan jiwa. Variabel dzikir dan ketenangan jiwa harus didefinisikan secara operasional, jika tidak akan timbul ketidakjelasan karena dzikir mengandung banyak makna, bisa berarti membaca bacaan suci tertentu, bisa berarti berkontemplasi, atau bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional berarti meletakkan suatu arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Definisi variabel itu disebut secara langsung dengan mengekspresikan cara pengukuran variabel.

Cara membuat definisi operasional variabel perlakuan adalah menjelaskan spesifikasi kegiatan peneliti dalam memanipulasi suatu variabel. Biasanya pada definisi operasional variabel dijelaskan kriteria manipulasi terhadap variabel, prosedurnya, intensitas kegiatan yang hendak dilakukan, dan cara mengukur efek dari manipulasi, metode, alat ukur, dan kerangka teori.

Definisi operasional juga mengarahkan dan memberi batasan bagi operasional suatu eksperimen. Definisi yang jelas akan mempermudah jalannya penelitian, demikian sebaliknya.

Dalam eksperimen, variabel dibedakan menjadi 3 macam yaitu variabel eksperimental, variabel terikat, dan variabel noneksperimental:

1) Variabel Eksperimental

Ini disebut juga variabel bebas (independent), variabel pengaruh,variabel perlakukan, atau variabel kuasa. Variabel eksperimen merupakan variabel yang dimanipulasi, dan sengaja dilakukan. Kekhasan bentuk direncanakan dan dilakukan peneliti.

Manipulasi adalah memberikan variasi variabel bebas yang berbeda pada kelompok subjek yang berbeda. Peneliti yang melakukan manipulasi memiliki kontrol langsung terhadap variabel bebas. Tidak semua variabel bebas dapat dimanipulasi oleh peneliti misalnya, variabel jenis kelamin dan usia, variabel ini disebut organismic variabel. Variabel ini tidak dapat dijadikan variabel eksperimental karena sudah bersifat ex post facto (sudah terjadi sebelum penelitian)

Contoh: variabel yang dapat dimanipulasi misalnya, pemberian pelatihan atau training pada individu atau kelompok, pemberian pengobatan atau terapi, pemberian stimulasi dll.

Dalam menetapkan variabel eksperimental, peneliti harus mencar dukunganteoritis sehingga variabeleksperimen yang hendakdiujikan “diharapkan dapat memberi efek pada variabel tergantung. Tanpa dukungan teoritis yang telah diuji epidensi empirisnya, penelitian kurang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pada umumnya penelitian eksperimen dibatasi oleh waktu,prosedur, dan berbagai kondisi.

2) Variabel Terikat

Variabel terikat disebut pula variabel terpengaruh, variabel tak bebas, variabel efek, dan variabel tergantung (dependent variabel). Variabel terikat akan berubah apabila berhubungan dengan variabel bebasnya. Variabel terikat adalah segala bentuk respon subjek yang diukur sebagai akibat dari variasi variabel bebas.

Dalam proses penelitian, variabel seringkali tidak dapat diamati secara langsung, dan harus melalui beberapa indicator yang Nampak. Satu variabel terikat dpat lkan diukur dengan bermacam-macam cara yang berbeda asalkan tetap merupakan representasi dari variabel terikat. Misalnya meneliti tentang perilaku marah, dapat diukur melalui intensitas seberapa besar subjek merasakan marah, melalui reaksi fisiologis misal detak jantung, nafas dll.

Beberapa ketentuan dalam menetapkan variabel terikat adalah sebagai berikut:
  • Perilaku yang hendak dipelajari adalah terukur 
  • Perilaku yang dipelajari dapat berubah karena pemaparan (tidak statis) 
  • Variabel terikat bersifat reliable, memperoleh skor yang sama jika variabel bebas diberikan dengan level subjek yang sama.

Berdasarkan kriteria tersebut, banyak perilaku manusia yang dapat dipilih sebagai variabel terikat, misal; prestasi kerja, kinerja karyawan, stress wanita hamil, kecemasan anak dll.

Menurut Robinson (1981), jenis variabel terikat dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Respon Fisiologis

Termasuk dalam hal ini adalah pengukuran terhadap aktivitas organ tubuh, misal: tekanandarah, detak jantung, kecepatan bernafas dll. Pengukuran variabel ini biasanya menggunakan alat khusus.

b. Perilaku yang Nampak

Semua pengukuran variabel terikat melibatkan gerak motorik yang dapat diamati. Misalnya: gerakan memukul, berteriak, menabrak, mengambil, berlari, berkedip, mengernyitkan dahi dll.

c. Laporan Verbal

Variabel ini dapat diperoleh dari hasil wawancara kuesioner, ataupun observasi. Jenis variabel terikat pada umumnya digunakan untuk mengetahui opini, sikap, perasaan dsb.

Misalnya: penelitian tentang sikap responden terhadap perilaku seks bebas.

3) Variabel Non Eksperimental (Variabel sekunder)

Variabel non eksperimental merupakan variabel luar yang akan mempengaruhi penelitian.

Misalnya: prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh music klasik, tetapi jugabanyak dipengaruhi olehfaktor lain misalnya motivasi anak, emosi anak, suhu ruangan dll.

Variabel non eksperimental dapat berupa variabel bebas jenis statis, yaitu variabel subjek yang tidak dapat dimanipulasi, misalnya jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan. Variabel non eksperimental bisa juga perilaku yang dapat diamati misalnya temperature, kondisi lingkungan, atau kondisi sosial yang merupakan kondisi ex post facto. Penentuan variabel-variabel yang termasuk variabel non eksperimental pada suatu eksperimen tergantung pada jenis perlakuan yang diberikan dan perilaku yang diamati.

Suatu variabel disebut sebagai non eksperimental, jika memenuhi syarat sebagai berikut;
  • Variabel dapat berpengaruh terhadap perilaku yang diamati 
  • Berhubungan dengan pemaparan dan perlakuan yang sedang diteliti atau diberikan dalam penelitian tersebut 
  • Merupakan variabel perantara (intervening variabel) yang menjadi jalur kausalitas antaraperlakukan dan perubahan perilaku. 

Adapun sumber variabel noneksperimental atau varabel sekunder yang dapat menimbulkan invaliditas dapat diklasifikasikan dalam 4 macam yaitu;

1. Variabel subjek
Variabe berasal dari atau berada dalam diri subjek penelitian, misalnya; faktor genetic, pendidikan, pengalaman, dan predisposisi kepribadian

2. Variabel lingkungan
Keadaan lingkungan baik fisik, biologis maupun psikososial yang mempengaruhi variabel terikat selama penelitian berlangsung, misalnya cuaca, sinar, kebisingan, kesibukan, dan suasana sosial.

3. Variabel pengukuran
Keadaan instrument dan metodeyang digunakan. Instrument yang cacat, tidak valid, dan reliable merupakan sumber invaliditas alat ukur.

4. Variabel peneliti
Faktor subjektifitasdan langkah-langkah yang dilakukan peneliti sehingga menimbulkan bias, terutama pada waktu pemilihan sampel.

Memahami Pemberian Manipulasi dalam Penelitian

Cara pemberian manipulasi terhadap variasi variabel eksperimental menurut Cristensen (2001) ada dua macam yaitu;

1. Manipulasi instruksi

Variabel dimanipulasi dengan memberikan instruksi pada kelompok subjek tertentu dan memberikan instruksi yang berbeda pada kelompok subjek lain.
Contoh: penelitian untuk mengetahui pengaruh situasi yang menekan terhadap performa saat ujian. Situasi yang menekan sengaja diciptakan peneliti dengan selalu menyebut sisa waktu untuk mengerjakan ujian setiap 10 menit pada satu kelompok subjek; sedangkan pada kelompok subjek lain sisa waktunya tidak disebutkan.

Variabel dimanipulasi dengan member

2. Manipulasi kondisi

Peneliti menciptakan manipulasi kondisiyang berbeda pada setiap kelompok.
Contoh: seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh music klasik terhadap prestasi belajar. Lalu diperdengarkan pada pada satu kelompok alunan music klasik dan kelompok lain jenis music berbeda, atau tidak diperdengarkan music sama sekali.

Kontrol atau Pengendalian Variabel

Variabel noneksperimental atau variabel sekunder seperti pembahasan diatas perlu dikendalikan melalui usaha-usaha yang dilakukan peneliti untuk menghilangkan pengaruh variabel sekunder tersebut. Pengendalian bertujuan mengatur situasi sehingga pengaruh variabel eksperimen dapat diselidiki. Dengan demikian, eksperimen yang dilakukan memperoleh hasil yang menyakinkan bahwa efek yang ditimbulkan pada variabel terikat benar-benar karena variabel bebas.

Sebagai contoh, jika suatu eksperimen bertujuan mengetahui pengaruh tayangan televise terhadap perilaku agresivitas, variabel sekunder yang turut mempengaruhi misalnya, lemahnya perangkat hokum, lemahnya norma yang dianut, pendidikan agama dll.

Dalam penelitian, tidak mungkin peneliti mengendalikan semua variabel sekunder, oleh karena itu perlu ditentukan variabel yang paling mempengaruhi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mengendalikan variabel noneksperimental:

a. Mengeliminasi variabel ekstra

Yaitu upaya menghomogenkan yang dianggap turut mempengaruhi variabel terikat, dengan cara melakukan pembatasan terhadap subjek penelitian. Individu yang dijadikan subjek penelitian harus memenuhi persyaratan tertentu yang berkaitan dengan kondisi variabel noneksperimental yang akan dikendalikan.

Misalnya, berdasarkan penelitian diketahui usia dapat mempengaruhi variabel terikat, dan pengaruh tersebut tidak dikehendaki, subjekyang dipilih dalam eksperiemen adalah subjek yang usianya seragam.

Prinsip dalam melakukan eliminasi variabelsekunder adalah melenyapkan akibat dari suatu variabel bebas yang mungkin mempengaruhi variabel terikat, dengan cara memilih subjek tertentu yang paling homogeny terhadap variabel terikat.

b. Randomisasi

Randomisasi adalah membagi kelompok penelitian secara random (random assignment). Randomisasi menjadi pilihan utama ketika cara eliminasi variabel noneksperimental sulit diberikan karena terlalu banyak yang harus dikontrol. Dengan randomisasi secara teoritis nilai akan terbagi secara berimbang.upakan satu-satunya cara untuk mengontrol semua variabel noneksperiemental. Jika randomisasi telah dilakukan, kelompok eksperiemen dipandang memiliki kesamaan secara statistic.

Prinsip penggunaan randomisasi dalam mengendalikan variabelekstra adalah mengontrol variabel noneksperimental dengan cara memasukkan dalam desain sebagai atribut, sehingga menghasilkan informasi tambahan tentang akibat dari variabel tersebut terhadao varukkan dalam desain sebagai atribut, sehingga menghasilkan informasi tambahan tentang akibat dari variabel tersebut terhadao variabel terikat, dan tentang interaksi yang mungkin terjadi antara variabel itu dan variabel bebas lainnya.

c. Menjodohkan subjek (Matching)

Menjodohkan berarti menyamakan dan menyeimbangkan kondisi subjek kelompok perlakuan dengan subjek kelompok kontrol untuk beberapa variabel yang akan dikendalikan pengaruhnya. Cara randomisasi ini kurang kuat dibanding randomisasi terutama penelitian pada subjek manusia yang sulit dilakuakn random murni.

Menjodokkan subjek berarti membagi suatu variabel menjadi dua bagian atau lebih. Misalnya tingkat intelligensi subjek tinggi dan rendah dikelompokkan dalam desain factorial, kemudian diacak pada tingkatan. Desain ini bermanfaat untuk mengendalikan variabel noneksperimental yang berasal dari subjek penelitian. Kesulitan dalam menjodohkan adalah subjek harus memiliki relasi yang nyata dan berarti dengan variabel terikat.

Teknik menjidohkan dilakukan dengan mengurutkan nilai atau skor dari suatu karakteristik sebagai variabel sekunder atau setiap subjek, kemudian dibuatkan pasangan berdasarkan urutan tersebut.

Pengendalian variabel noneksperimental dengan menjodohkan ini menggunakan prinsip bahwa apabila suatu variabel yang dijadikan dasar penjodohan mempunyai korelasi yang signifikan dengan variabel terikat, penjodohan merupakan wujud kontrol varians.

Contoh:

Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian

d. Kontrol statistik

Teknik kontrol statistic tidak melibatkan sejumlah prosedur tertentu, sebagaimana pada teknik kontrol yang lain. Dalam teknik kontrol statistic ini, variabel sekunder mempengaruhi variabel sekunder terlebih dahulu kemudian dikontrol scara statistic dengan mengeluarkan pengaruh variabel sekunder dengan perhitungan statistic. Rumus yang digunakan adalah analisa kovarians. Syarat dilakukan kontrol statistic, variabel sekunder berupa kontinum dan skor atau nilaivariabel sekunder dari setiap subjek penelitian diketahui.

Kelebihan teknik kontrol statisktik dapat dilakukan apabila penelitian eksperimental sudah selesai. Contohnya; penelitian mengenai metode pengajaran pengenalan huruf terhadap jumlah huruf yang dapat diingat anak TK. Setelah penelitian selesai dilakukan, para orangtua siswa mengatakan bahwa anak-anak mereka sudah mengenal beberapa huruf sebelum memasuki TK dengan jumalah yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat menjadi sumber variabel sekunder, tetapi tidak dapat dikontrol dengan teknik lain karena penelitian sudah selesai. Peneliti dapat mengeluarkan beberapa siswa yang tidak diikutkan menjadi peserta dengan metode kovarian.

Kontrol statistic merupakan kontrol yang dilakukan dengan mengisolasi dan mengkuantifikasikan varian. Pengendalian dengan analisis statistic dilakukan bila terdapat kesulitan teknik variabel noneksperimental yang tidak dapat dikendalikan dengan desain penelitian diatas.

Keterbatasan Pengendalian

Pengendalian terhadap variabel penelitian untuk mengendalikan invaliditas penelitian. Akan tetapi, bukan berarti bahwa semua variabel noneksperimental harus dikendaliakn. Hal ini karena ada dua macam variabel noneksperimental yaitu variabel kontrol dan tidak terkontrol. Variabel kontrol yaitu variabel luar yang dapat dikendalikan pengaruhnya oleh peneliti, sedangkan tidak terkontrol tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.

Meskipun berupaya mengendalikan varabel noneksperimental, peneliti memilki keterbatsan untuk mengendalikan secara keseeluruhan. Dalam eksperimen mengenai perilaku selalu dimungkinkan adanya variabel luar karena itu dalam eksperimen selalu ada standar error.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Pengertian Variabel dan Jenisnya - Kontrol Pengendalian Variabel Penelitian"