Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Psikologi Klinis: Pengertian Asesmen dan Contoh Kasus Klinis

Asesmen Psikologi Klinis: Pengertian dan Contoh Kasus - Dalam belajar keilmuan psikologi kita dituntut melakukan sebuah praktik salah satunya adalah melakukan tes. Ada urutan sebelum melakukan sebuah tes, misalnya dalam psikologi klinis sebelum kita bisa menjustifikasi seseorang (diagnosis) sebelumnya kita terlebih dahulu harus melakukan sebuah penggalian data atau nama lainnya assesmen. Maka dari itu universitaspsikologi.com telah merangkum seperti apa asesmen dalam psikologi klinis tersebut berikut ini. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk digunakan sebagai dasar bagi keputusan yang disampaikan oleh penilai. Sedangkan asesmen kepribadian merupakan seperangkat proses yang digunakan untuk membentuk citra, membuat keputusan dan mengecek hipotesis tentang pola karakteristik seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Proses Asesmen Psikologi Klinis

Jenis data asesmen psikologi yang akan digali oleh psikolog ditentukan oleh latar belakang teoritis dan tujuan asesmen psikologi. Tidak mungkin memperoleh keseluruhan data tentang klien.
  • Merencanakan prosedur pengumpulan data 
  • Mengumpulkan data 
  • Memproses dan menetapkan hipotesis 
  • Menyampaikan hasil asesmen psikologi
Asesmen Psikologi Klinis - Pengertian dan Contoh Kasus
image source: www(dot)australianageingagenda(dot)com(dot)au
Baca juga: Gangguan Penglihatan Diagnosa pada Anak

Faktor-faktor Penting Asesmen Psikologi Klinis

Pendekatan teoritis yang digunakan:
  • Motif bawah sadar, konflik intrapsikis
  • Perilaku, keyakinan dan pola pikir
  • Pemahaman terhadap dunia klien 
  • Validitas dan reliabilitas alat 
  • Pengalaman dan preferensi psikolog 
  • Faktor bandwith-fidelity (informasi tentang berbagai topik atau mendalami isu-isu tertentu) 

Tujuan Asesmen Psikologi Klinis

Asesmen psikologi dalam tulisan ini terkait dengan hal klinis perlu mengetahui terlebih dahulu gambaran umum tujuan dari assesmen yang dilakukan, berikut tujuan dilakukan sebuah asesmen psikologi klinis:

Klasifikasi Diagnostik

Terutama digunakan oleh para psikiater. Diagnosa yang tepat dibutuhkan untuk penanganan, pemahaman penyebab gangguan jiwa, dan komunikasi penyebab gangguan jiwa, dan komunikasi dengan sesama profesional. Berdasarkan DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) untuk membuat diagnosa multiaxial.

Terdapat 5 Axis dalam DSM

  • Axis 1: Gangguan mental atauperkembangan
  • Axis 2: Gangguan kepribadian
  • Axis 3: Gangguan fisik
  • Axis 4: Stres psikososial
  • Axis 5: Fungsi psikologis,sosial,pekerjaan 

Deskripsi pada Asesmen

Psikolog klinis ingin memperoleh gambaran & pemahaman yang lebih mendalam tentang klien
Interaksi individu-lingkungan: perlu pemahaman konteks sosial, budaya, fisik. Deskripsi masalah didasarkan pada beberapa aspek penting, juga memperhatikan aset dan fungsi adaptif klien.

Prediksi pada Asesmen 

Meramalkan tingkah laku seseorang sehingga dapat memilih orang yang tepat untuk posisi tertentu. Contoh: asesmen untuk memilih tentara pada PD II (Murray). Karena mempengaruhi orang banyak, maka perlu evaluasi tentang predictive validity.

Pengumpulan Data Asesmen Psikologi 

Wawancara Psikologi

  • Wawancara Awal: mengetahui masalah klien dan menentukan penanganan 
  • Wawancara Krisis: memperoleh data, memberi dukungan dan memberi bantuan dalam waktu singkat 
  • Wawancara Studi Kasus: menggali sejarah kehidupan klien untuk membantu mengatasi masalah (Rogerian, Gestalt)
  • Mental Status Examination (MSE): untuk pasien baru dengan gangguan mental yang berat
  • Wawancara Orientasi: menjelaskan proses asesmen kepada klien

Hal Lain yang Perlu Diketahui

  • Penampilan & tingkah laku 
  • Sikap terhadap pemeriksa dan lingkungan 
  • Bicara dan komunikasi 
  • Isi pikiran 
  • Fungsi sensori & kognitif 
  • Fungsi emosi 
  • Insight & penilaian 

Observasi Asesmen Psikologi Klinis 

  • Memperoleh informasi melebihi apa yang diperoleh berdasarkan wawancara 
  • Mengurangi bias terhadap data 
  • Mengkaitkan tingkah laku dengan konteks 
  • Memahami tingkah laku secar langsung 
  • Memungkinkan deskripsi tingkah laku secara detil dan spesifik 

Life Records Asesmen

  • Dalam kehidupannya, manusia memiliki berbagai data/catatan tentang sekolah, kesehatan, keuangan, kesehatan, surat, diari,foto,penghargaan,dll 
  • Data-data ini lebih akurat dibandingkan hasil wawancara yang dapat terdistorsi akibat persepsi dan memori 

Tingkatan Dalam Kesimpulan Asesmen Klinis 

Kesimpulan dipengaruhi oleh tujuan asesmen, pendekatan teoritis dan tingkat abstraksi. Cara memandang data:
  • Sebagai Sampel (contoh tingkah laku)
  • Sebagai Korelat (dihubungkan dengan kasus serupa)
  • Sebagai Sign (dihubungkan dengan teori tertentu) 
Contoh kasus: Kemarin malam seseorang mencoba bunuh diri dengan menelan 16 pil tidur di sebuah hotel, tetapi dapat diselamatkan oleh petugas pembersih kamar.

Sampel: klien tidak ingin diselamatkan karena sebelumnya tidak pernah bicara tentang bunuh diri, dalam kondisi yang sama klien akan mencoba bunuh diri lagi.

Korelat: kemungkinan besar klien adalah pria paruh baya yang tidak menikah atau bercerai dan tinggal sendiri, klien mengalami depresi

Sign: impuls agresi pada klien diarahkan pada diri sendiri, klien memiliki konflik intrapsikis, minum pil tidur adalah representasi dari kebutuhan akan bantuan orang lain.

Kesimpulan Akhir Asesmen Klinis

Proses penarikan kesimpulan:
  • Intuisi psikolog 
  • Penilaian psikolog ternyata tidak selalu lebih baik daripada orang awam. Kelebihan psikolog pada saat pengumpulan data 
  • Dapat secara formal (prosedur baku, statistik) atau informal (pengalaman, teori) 

Bentuk Laporan Psikologi Klinis

  • Jelas (deskriptif, menggunakan istilah yang mudah dimengerti, saran konkrit) 
  • Relevan ( sesuai dengan tujuan asesmen: klasifikasi, deskripsi, prediksi) 
  • Bermanfaat (tidak hanya berupa informasi yang telah diketahui dari sumber lain) 

Laporan Contoh Kasus

  • S merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia memiliki kepribadian yang tidak stabil dan amat dipengaruhi oleh impuls dari dirinya. Konflik oedipal yang tidak terselesaikan mengarah pada pembentukan self-efficacy yang rendah. Walaupun inteligensinya berada di atas rata-rata, kepribadiannya ini menyebabkan S memiliki banyak kesulitan dalam interaksi sosial.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Asesmen Psikologi Klinis - Pengertian dan Contoh Kasus. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Psikologi Klinis: Pengertian Asesmen dan Contoh Kasus Klinis"