Ilmu Psikologi tentang Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dan Polusi
Daftar Isi
Dalam suatu organisasi sering terjadi perubahan tuntutan terhadap hasil kerja serta perubahan dalam peraturan kerja yang menyebabkan tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Tekanan-tekanan itu disebut dengan stressor lingkungan kerja. Stressor lingkungan kerja yang sering dialami karyawan yaitu stressor lingkungan kerjafisik dan psikis. (Suharto, 2014).
Kerja dapat memberikan beberapa hal yang terbaik dan beberapa pengalaman terburuk dalam hidup individu. Banyak faktor yang menentukan produktivitas seseorang, stres, dan kepuasan di tempat kerja seseorang, psikolog telah menyadari bahwa lingkungan fisik memberikan pengaruh penting pada produktivitas dan kepuasan karyawan. Psikolog lingkungan melakukan penelitian tentang kaitan antara lingkungan fisik dengan:
- Datang ke tempat kerja,
- Kinerja, perasaan, perilaku sosial, kesehatan, dan Stres di tempat kerja,
- Mencoba untuk menikmati hidup setelah bekerja (dengan bepergian).
image source: www(dot)40cg(dot)com |
Baca juga: Teori Kepemimpinan dan Dimensi Kepemimpinan
Gambar Model Pengaruh setting fisik kerja pada kinerja karyawan |
Temperatur dalam Ilmu Psikologi
Iklim dalam ruangan diukur dengan suhu efektif, yang meliputi kelembaban dan gerakan udarasertasuhu. Suhu ekstrim lingkungan yang efektif tidak mempengaruhi banyak perilaku kerja kecuali jikaterdapat perubahan pada suhu inti tubuh manusia. Pengaruh suhu juga biasanya teredam oleh akses kepakaian yang lebih berat dan tebal atau sebaliknya lebih ringan dan tipis.
Berbagai efek suhu dilaporkan dari sebagian hasil pengukuran terkait faktor pakaian, serta banyak orang lain termasuk tingkat aklimatisasi (temperatur atau suhu), pengetahuan tentang strategi coping, motivasi, dan jenis pekerjaan (Gifford, 2007a, p.385). Para psikolog lingkungan telah menguraikan penjelasan tentang pakaian yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, psikolog lingkungan telah menemukan bahwa kenyamanan tergantung pada persepsi serta suhu efektif dan kinerja yang optimal dapat ditemukan di luar pakaian yang nyaman untuk dipakai (Nelson, Nilsson, &Hopkins, 1987).
Stres suhu atau temperatur terjadi ketika individu pada awalnya mengalami suhu lingkungan di luar zona kenyamanan fisik individu, tetapi banyak orang bisa beradaptasi dengan suhu yang lebih ekstrim setelah berada cukup lama dalam lingkungan dengan suhu ekstrim misalnya lingkungan yang sangat dingin dan panas.
Kebisingan (Noise) dalam Ilmu Psikologi
Kebisingan memiliki banyak efek pada aktivitas kerja dan perasaan. Dalam pengaturan industri, dapat menyebabkan gangguan pendengaran serius. Suara keras sangat berbahaya ketika karyawan tidak menyadari bahwa ketulian datang perlahan-lahan danhampir tak kentara. Meskipun anggapan umum bahwa kebisingan mempengaruhi kinerja, penelitian dalam lingkungan alami menunjukkan (a) bagaimana kompleksnya masalah ini dan (b) bahwa penurunan kinerja tergantung pada tugas, orang, dan jenis suara (Baker& Holding, 1993).
Kebisingan merugikan kinerja seseorang ketika bekerja dengan kombinasi kebisingan tertentu seperti kebisingan antar karyawan, tugas, dan jenis suara yang muncul, tetapi tidak dalam kondisi tertentu lainnya, untuk tugas-tugas tertentu, kebisingan bahkan mungkin membangkitkan kinerja seorang karyawan dengan baik (Miller, 1974). Kebisingan merupakan masalah serius dikantor terbuka yang modern.
Karyawan menemukan kebisingan (noise) datang dan pergi, suara bising memasuki ruang kerja yang mengganggu, dan ketika suara kata-kata mereka sendiri terkalahkan dengan kebisingan dapat mengganggu privasi mereka (Hedge, 1982). Kebisingan kantor bahkan dapat mempengaruhi perilaku interpersonal yang penting, dari penampilan sebagian orang dalam menilai teman sekantor (Sauser, Arauz, &Chambers, 1978). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang dalam ruang suara yang keras memiliki efek fisiologis yang serius di luar gangguan pendengaran, seperti peningkatan masalah kardiovaskular (Welch, 1979).
Banyak karyawan tidak suka cahaya pendar (lampu neon) dan bentuk-bentuk baru lainnya pencahayaan, beberapa di antaranya mendistorsi warna (Megaw & Bellamy, 1983). Penempatan lampu penerangan lokal yang ditempatkan secara hati-hati dapat menyelesaikan beberapa masalah terkait pencahayaan.
Akses pada pencahayaan alami dan pemandangan alami secara psikologis penting. Pengaturan tata ruang alamiah (efek sinar matahari) efeknya penelitian efek pencahayaan alamiah sedikit terdokumentasikan terkait kinerja, tetapi karyawan sangat sensitif terhadap ruang, dan tidak merasa senang dengan banyak pengaturan yang ada (Ng &Gifford, 1984). Akses menuju cahaya alami dan pemandangan secara psikologis penting.
Banyak pengaturan terbuka dapat mengurangi komunikasi yang diinginkan dan meningkatkan komunikasi yang tidak diinginkan (Zalesny &Farace, 1987). Pengaturan pencahayaan kantor mengarahkan pengunjung untuk membentuk kesan karakter pemilik kantor dan status sosial pemiliknya (Morrow & McElroy, 1981). Banyak organisasi membatasi tingkat di mana karyawan dapat mengatur atau menyesuaikan kantor mereka. Psikolog lingkungan telah terlibat dalam setting desain tata ruang perkantoran dari masalah kebisingandan cahaya.
Karyawan menemukan kebisingan (noise) datang dan pergi, suara bising memasuki ruang kerja yang mengganggu, dan ketika suara kata-kata mereka sendiri terkalahkan dengan kebisingan dapat mengganggu privasi mereka (Hedge, 1982). Kebisingan kantor bahkan dapat mempengaruhi perilaku interpersonal yang penting, dari penampilan sebagian orang dalam menilai teman sekantor (Sauser, Arauz, &Chambers, 1978). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang dalam ruang suara yang keras memiliki efek fisiologis yang serius di luar gangguan pendengaran, seperti peningkatan masalah kardiovaskular (Welch, 1979).
Illumination (Pencahayaan) dalam Ilmu Psikologi
Cahaya mempengaruhi perilaku kerja terutama ketika cahaya kurang memadai(yang mengarah ke produktivitas rendah dan kecelakaan) atau tidak ditempatkan dengan benar(yang mengarah pada cahaya silau dan kelelahan mata).Sebuah penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa dalam kisaran normal, peningkatan penerangan cahaya dapat meningkatkan kinerja (Gifford, Hine, &Veitch, 1997).Banyak karyawan tidak suka cahaya pendar (lampu neon) dan bentuk-bentuk baru lainnya pencahayaan, beberapa di antaranya mendistorsi warna (Megaw & Bellamy, 1983). Penempatan lampu penerangan lokal yang ditempatkan secara hati-hati dapat menyelesaikan beberapa masalah terkait pencahayaan.
Akses pada pencahayaan alami dan pemandangan alami secara psikologis penting. Pengaturan tata ruang alamiah (efek sinar matahari) efeknya penelitian efek pencahayaan alamiah sedikit terdokumentasikan terkait kinerja, tetapi karyawan sangat sensitif terhadap ruang, dan tidak merasa senang dengan banyak pengaturan yang ada (Ng &Gifford, 1984). Akses menuju cahaya alami dan pemandangan secara psikologis penting.
Banyak pengaturan terbuka dapat mengurangi komunikasi yang diinginkan dan meningkatkan komunikasi yang tidak diinginkan (Zalesny &Farace, 1987). Pengaturan pencahayaan kantor mengarahkan pengunjung untuk membentuk kesan karakter pemilik kantor dan status sosial pemiliknya (Morrow & McElroy, 1981). Banyak organisasi membatasi tingkat di mana karyawan dapat mengatur atau menyesuaikan kantor mereka. Psikolog lingkungan telah terlibat dalam setting desain tata ruang perkantoran dari masalah kebisingandan cahaya.
Desain kantor yang lebih baik tidak hanya hak dasar karyawan, tetapi desain kantor terkait juga terkait dengan masalah keuangan, semakin efektif tata ruang semakin tinggi kinerja karyawan. Sebuah studi komprehensif menemukan fakta bahwa perbaikan tata ruangdan pintu kantor akan menyebabkan peningkatan produktivitas15% untuk manajer dan karyawan profesional-teknis, dan17,5% untuk pekerja administrasi (Brill, Margulis, &Konar, 1984). Penelitian serupa melaporkan 10 sampai 50% produktivitas meningkat dengan kondisi desain tempat kerja dengan lebih baik (Gifford, 1992).
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Ilmu Psikologi tentang Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dan Polusi. Semoga bermanfaat.
Polusi dalam Ilmu Psikologi
Beberapa komponen udara termasuk karbon monoksida, ion udara, dan bau busuk dapat mempengaruhi kinerja, tetapi efeknya tidak terlalu mencolok dalam kondisi normal (ketika udara bersih) (National Academyof Sciences, 1977). Ketika udara membawa kotoran bahan kimia atau organisme penyebab penyakit, secara serius dapat mengganggu kesehatan. Kurangnya kontrol atas udara yang burukdapat mempengaruhi ketekunan di tempat kerja dan, dalam beberapa keadaan, mendorong perasaan negatif antara karyawan.Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Ilmu Psikologi tentang Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dan Polusi. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- National Academy of Sciences. (1977). Medical and biological effects of environmental pollutants. Washington, DC: National Academy of Sciences.
- Sauser, W. I., Jr., Arauz, C. G., & Chambers, R. M. (1978). Exploring the relationship between level of office noise and salary recommendations: A preliminary research note. Journal of Management, 4, 57–63.
- Scannell, L.&Gifford, R. (2010). Defining place attachment: A tripartite organizing framework. Journal of Environmental Psychology 30. P. 1–10.
- Suharto, A. (2014). PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(2).
- Welch, B. L. (1979). Extra-auditory health effects of industrial noise: Survey of foreign literature. Aerospace Medical Research Laboratory, Aerospace Medical Division, Air Force Systems Command, Wright-Patterson AFB, June 1979.
Posting Komentar