Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Psikologi Konstitusi dan Personologi Menurut Para Ahli

Psikologi Konstitusi dan Personologi Menurut Para Ahli - Teori yang dikembangkan Sheldon berdasar pada faktor biologi manusia. Teori Sheldon disebut dengan Psikologi Konstitusi. Sedangkan teori Murray berada di paradigma Psikoanalisis Freud. Namun, konsepnya yang bagus dalam memahami dan membedakan kebutuhan manusia, menyebabkan teori Murray dikelompokkan dalam paradigma Traits. Pandangan Murray sangat menyeluruh dan ada juga pembahasan tentang personologi.

Psikologi Konstitusi dari William H. Sheldon

Teori yang dikembangkan Sheldon berdasar pada faktor biologi manusia. Teori Sheldon disebut dengan Psikologi Konstitusi. Konstitusi adalah keseluruhan segala sifat individu yang berdasarkan pada keturunan. Sifat ini dapat berupa sifat jasmani maupun sifat kejiwaan. Dapat dikatakan juga bahwa konstitusi ini adalah faktor keturunan atau faktor endogen, yang tidak dapat diubah oleh pengaruh dari luar.

Namun Sheldon tidak mengabaikan adanya faktor lingkungan dan pengalaman masa lalu sebagai hal yang mempengaruhi tingkah laku dan kepribadian manusia. Sheldon percaya bahwa pengalaman sosial itu penting, namun ia memutuskan dengan sadar bahwa struktur biologis menjadi penentu utama tingkah laku dan kepribadian manusia.

Asumsi ini dikemukakan oleh Sheldon karena asumsi itu cenderung diabaikan oleh psikolog lain. Pada umumnya, para psikolog menyebutkan faktor keturunan sebagai unsur biologis dalam tingkah laku, tetapi tidak menjelaskannya secara detil.
image source: www(dot)insightsquared(dot)com
Baca juga: Pencegahan, Persiapan, dan Latihan Bencana

Psikologi Konstitusi Masa Lalu

Hippocrates : Konstitusi Humors. Tipologi (pengelompokkan manusia menjadi tipe tertentu) sebagai suatu pendekatan dalam memahami manusia, sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Hippocrates adalah bapak ilmu kedokteran, disebut juga pelopor psikologi konstitusi. Pada awalnya, Hippocrates mengemukakan dua kelompok manusia, yaitu : (1) Orang yang memiliki fisik kekar-berotot-kuat. Orang dalam kelompok ini biasanya mudah mengalami penyakit kardiovaskular dan thrombosis ; (2) Orang yang memiliki fisik yang lembut-lurus-lemah. Orang dalam kelompok ini biasanya mudah mengalami penyakit tuberkolosis.

Kemudian, Hippocrates mengemukakan empat humors atau cairan dalam tubuh, yang menjadi penentu temperamen manusia. Keempat cairan itu adalah darah (blood), lendir (phlegm), empedu hitam (black bile), dan empedu kuning (yellow bile). Jumlah berlebih (preponderan) dari salah satu cairan itu akan menjadikan orang memiliki tipe kepribadian tertentu.

Beberapa abad kemudian, beberapa tokoh seperti Galen, Kant, Enselhans, Bahsen, Maumann, dan Heymann mengemukakan tipologi yang mirip dengan Hippocrates. Mereka menggunakan nama tipe kepribadian yang sama, namun berbeda dalam menjelaskan ciri atau sifat kepribadiannya. Franz Joseph Gall : Phrenologi. Pada akhir abad 17, F.J. Gall dan Johann Friedrich Spuzheim mengembangkan phrenology, yaitu kajian ilmiah mengenai pikiran manusia.

Dasar pemikiran mereka adalah : (a) Otak adalah organ untuk berpikir ; (b) Pikiran merupakan kumpulan berbagai unsur kemampuan atau potensi ; (c) Potensi yang berbeda itu menempati bagian tertentu, sehingga otak bukanlah organ tunggal, melainkan kumpulan organ yang berisi potensi tertentu ; (d) Ukuran organ di otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya ; (e) Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan berbagai organ yang ada ; (f) Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak, sehingga dataran otak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan psikologis yang akurat.

Dengan demikian, mereka meyakini bahwa dengan mengukur permukaan dan keanehan bentuk tengkorak, dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari organ otak, yang pada akhirnya dapat menyimpulkan potensi (sikap, sifat, kecerdasan, karakter) yang menonjol pada diri seseorang. Ernst Kretschmer: Konstitusi Fisik. Kretschmer adalah seorang psikiatris. Ia menyadari bahwa ada hubungan antara bentuk tubuh tertentu dengan dua jenis gangguan mental (manik depresif dan skizofrenia). Melalui penelitian terhadap foto-foto respondennya, ia membedakan empat macam bentuk tubuh, yang terkait dengan sifat kepribadian normal.

Kepribadian Statis Sheldon

Sheldon menyebut penelitian mengenai bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi. Sheldon meyakini bahwa dengan memahami struktur tubuh manusia, maka dapat memahami dinamika manusia, yaitu cara bergerak, merasa, berpikir, dan bertingkah laku. Dalam struktur biologis, ada yang disebut morfogenotip, yaitu struktur dan susunan tubuh manusia yang ditentukan dari keturunan. Genotip ini sulit untuk diamati langsung. Namun, genotip yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk struktur dan susunan tubuh yang dapat diamati, yang disebut dengan fenotip.

Morfogenotip tidak dapat diukur secara langsung sehingga Sheldon menyusun somatotype, yaitu suatu pengukuran terhadap tubuh fenotip untuk memahami morfogenotip. Caranya adalah dengan : (1) memakai teknik foto standar terhadap semua responden, yaitu 4000 mahasiswa pria. Responden di foto di depan layar berwarna lembut, di foto dari jarak yang sama, menggunakan lensa dengan diafragma yang sama, di foto dari samping, depan, dan belakang ; (2) Sheldon mengukur pandoral indeks, yaitu tinggi badan dibagi akar pangkat tiga berat badan, mengukur tinggi badan maksimum pada saat kemasakan dicapai, dan mengukur trunk indeks, yaitu lingkar dada dibagi lingkar perut ; (3) Sheldon menyimpulkan nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip. Prosedur ini disebut dengan Somatotype Performance Test.

Somatotype adalah derajat kepemilikan tiga komponen fisik primer yang ada pada manusia, yaitu:
  • Komponen ini didominasi oleh sistem vegetatif atau bagian tubuh yang terkait dengan pencernaan makanan. Endomorfi berasal dari endoderm, yaitu lapisan terdalam embrio yang setelah berkembang akan menjadi bagian penting dari sistem pencernaan. Tubuh yang endomorfi akan cenderung mudah menjadi gemuk, dimana tulang dan otot kurang berkembang, sehingga jenis tubuh ini tidak sesuai untuk pekerjaan fisik yang berat.
  • Komponen ini didominasi oleh tulang, otot, dan jaringan penghubung. Mesomorfi berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio yang berkembang menjadi otot, persendian, dan sistem sirkulasi. Tubuh yang mesomorfi ditandai dengan bentuk yang keras, kokoh, dan tahan sakit, sehingga sesuai untuk pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik.
  • Komponen ini didominasi oleh kulit dan sistem syaraf. Ektomorfi berasal dari ektoderm, yaitu lapisan terluar embrio yang berkembang menjadi kulit dan sistem syaraf. Tubuh yang ektomorfi ditandai dengan bentuk tubuh yang tipis, tinggi, otot lemah, otak besar, dan sistem syaraf yang besar, sehingga peka dengan rangsangan, namun tidak sesuai untuk kegiatan yang membutuhkan kekuatan fisik.

Walau demikian, somatotype tidak dapat menjelaskan bentuk tubuh yang kombinasi. Misalnya wanita langsing, namun berkaki besar dan pendek atau laki-laki yang gemuk, berpaha lebar, namun memiliki bulu mata yang panjang melengkung. Oleh karena itu, Sheldon akhirnya menjelaskan komponen fisik sekunder, yang meliputi:

  • Sheldon membagi tubuh menjadi lima bagian, yaitu kepala, dada, perut, tangan, dan kaki. Setiap bagian dapat ditentukan nilai somatotipe primernya. Sehingga displasia adalah perbedaan nilai somatotipe di lima bagian tubuh tersebut.
  • Ginandromorfi, yaitu ukuran yang menunjukkan sejauhmana fisik memiliki sifat-sifat yang terdapat pada lawan jenis. Ukuran ini disebut juga dengan indeks g, dengan rentang 1 – 7. Misalnya, pria dengan indeks g = 7, akan memiliki tubuh yang lembut, panggul lebar, bulu mata panjang, dan sifat feminin lainnya. Sheldon membagi ginandromorfi menjadi dua, yaitu (a) primer, yang diperoleh dengan mengamati melalui foto atau jarak jauh ; (b) sekunder, yang diperoleh dengan memeriksa fisik secara langsung yang mencakup gerak fisik, suara, dan ekspresi wajah.
  • Aspek tekstural, yaitu komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau kekasaran fisik. Komponen ini disebut juga komponen t. Komponen ini menilai keindahan yang sulit dilakukan secara objektif, karena berhubungan dengan persepsi estetik dari penampilan fisik manusia.

Dinamika Kepribadian

Ketika struktur dan kepribadian statis mulai berfungsi, maka orang mulai mengekspresikan keinginan dan motivasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Tingkah laku ini merefleksikan temperamen, yaitu suatu tingkat kepribadian yang berada di atas fungsi fisik. Sheldon percaya bahwa fisik dan temperamen memiliki kaitan.

Sheldon berasumsi bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan variasi dan kompleksitas tingkah laku manusia. Selama satu tahun masa penelitiannya, Sheldon menemukan tiga sifat manusia, yang masing-masing memiliki 20 deskripsi sifat yang berbeda. Deskripsi singkat tersebut diberi nama Komponen Temperamen Primer, yang dapat menjadi Item Skala Temperamen.

Tiga sifat manusia tersebut adalah:
  • Viscerotonia, yang ditunjukkan dengan rasa cinta kepada kenyamanan, cita rasa makanan, senang bergaul, penuh perasaan, memiliki sikap tubuh yang rileks, bereaksi lamban, tidak mudah marah, toleran dengan orang lain, dan umumnya mudah bergaul dengan siapa saja.
  • Somatotonia, yang ditunjukkan dengan orang yang senang dengan petualangan fisik, berani mengambil resiko, memiliki keinginan kuat untuk melakukan kegiatan otot yang berat, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, dan pemberani.
  • Cerebrotonia, yang ditunjukkan dengan tidak suka menonjolkan diri, mengendalikan diri, menahan diri, cenderung menyembunyikan diri, tertutup, pemalu, takut kepada orang lain, dan biasanya memilih sendiri terutama ketika menghadapi masalah.

Aplikasi Teori Sheldon

Dalam teori yang dikembangkannya, Sheldon meyakini bahwa proses sosialisasi anak harus disesuaikan dengan potensi somatotipe dan temperamen, agar berkembang maksimal. Misalnya, anak Somatotonia perlu pendekatan disiplin yang kaku, anak Cerebrotonia perlu perlindungan dari pengaruh lingkungan, atau anak Viscerotonia butuh teman sebaya dalam bersosialisasi.

Teori Personologi dari Henry Murray

Dalam Psikologi Kepribadian, teori Murray berada di paradigma Psikoanalisis Freud. Namun, konsepnya yang bagus dalam memahami dan membedakan kebutuhan manusia, menyebabkan teori Murray dikelompokkan dalam paradigma Traits. Pandangan Murray sangat menyeluruh.

Ia menyatakan bahwa setiap tingkah laku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lain, seperti lingkungan, masa lalu, ketidaksadaran, kesadaran, dan fungsi otaknya. Murray yakin bahwa teori kepribadian dapat berlaku umum bagi semua orang, namun pemahaman mengenai diri sendiri harus dilakukan secara personal. Itulah sebabnya, Murray menamakan teorinya dengan Personologi.

Hal ini dilakukan karena Murray menekankan bahwa psikologi kepribadian seharusnya difokuskan pada diri pribadi. Prinsip pokok dari teori kepribadian Murray mencakup tiga hal, yaitu:

Proses psikologis tergantung kepada proses fisiologis. Murray menekankan pentingnya hubungan antara peristiwa psikologis dengan struktur dan fungsi otak. Murray percaya bahwa kepribadian terbentuk karena fungsi sistem syaraf. Otak memiliki peran mengendalikan dan memproses semua aspek kepribadian, seperti perasaan, kesadaran, ingatan, keyakinan, sikap, ketakutan, nilai, dan lain-lain.

All embracing principle. Kepribadian adalah konsep yang menjelaskan semua fenomena tingkah laku. Orang bertingkah laku itu untuk mencari kepuasan, yang diperoleh dengan mengubah tingkat kebutuhan tegangan (mengurangi atau menaikkan tegangan). Hal ini berbeda dengan konsep Freud, bahwa orang bertingkah laku hanya untuk mengurangi tegangan, sehingga mengalami kepuasan.

Organisasi Longitudinal. Konsep kepribadian Murray menyatakan bahwa ada pusat yang mengatur proses dalam diri individu. Proses ini meliputi integrasi kekuatan yang saling bertentangan, pemuasan kebutuhan, dan pencapaian tujuan. Kepribadian mencakup tingkah laku yang menetap, yang berulang terjadi, yang baru dan unik. Kepribadian itu selalu berkembang sepanjang hidup, sehingga selalu berubah, bergerak maju, tidak statis. Memahami kepribadian berarti memahami peristiwa masa lalu, masa kini, dan antisipasi di masa depan.

Struktur Kepribadian

Murray adalah seorang psikoanalisis, yang berusaha menerjemahkan konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Murray menyatakan bahwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, memiliki bobot yang sama dalam menentukan tingkah laku. Oleh karena itu, bagi Murray, ketidaksadaran bukanlah hal yang utama. Murray menggunakan struktur id-ego-superego, namun dengan pemahaman yang berbeda.
  • Id. Murray memandang id sebagai sumber kecenderungan impulsif yang dibawa sejak lahir dan mempengaruhi tingkah laku. Namun id tidak hanya berisi dorongan primitif, amoral, atau kenikmatan saja. Menurut Murray, id berisi dorongan yang dapat diterima baik oleh masyarakat, seperti empati, cinta, dan pemahaman akan lingkungan.
  • Ego. Freud menyatakan bahwa ego berfungsi untuk mendamaikan id dan superego, atau menunda dorongan id yang tidak dapat diterima. Namun, Murray menyatakan bahwa fungsi ego adalah menjadi pusat pengatur semua tingkah laku, merencanakan tingkah laku secara sadar, dan mencari peluang untuk memuaskan id secara positif.
  • Superego. Murray menekankan pentingnya pengaruh kekuatan lingkungan sosial dan budaya dalam kepribadian, dimana superego digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku diri dan orang lain. Freud mengatakan bahwa superego terkristalisasi pada usia lima tahun. Namun, Murray yakin bahwa superego terus berkembang selama hidup yang dipengaruhi oleh kedewasaan seseorang.

Setiap tingkah laku terdiri dari dua unit, yaitu : Pertama, Proceeding, adalah interaksi dengan waktu terbatas, antara individu dan orang lain, atau antara individu dengan suatu objek. Proceeding dapat juga disebut sepenggal waktu untuk menyelesaikan pola penting dari tingkah laku secara dinamis. Proceeding itu memiliki waktu yang bervariasi, namun sesuai dengan konteksnya.

Misalnya selama wawancara calon karyawan, atau waktu menyapa teman. Kedua, Serial, adalah serangkaian proceeding dan merupakan unit tingkah laku yang lebih panjang. Sehingga, untuk memahami proceeding, kita perlu melihat proceeding itu bagian dari serial yang mana. Dengan memahami serial, maka kita akan dapat mengetahui mengapa suatu proceeding muncul.

Struktur yang lain adalah Ordinasi, yaitu proses mental tinggi yang digunakan seseorang untuk memilih rencana dalam mencapai tujuan. Menurut Murray, ini adalah model kehidupan yang penuh dengan perencanaan ke depan, dan menjadi bagian dari nilai-nilai martabat kemanusiaan. Sedangkan, abilitas dan prestasi adalah bagian kepribadian yang penting.

Misalnya, keterampilan, kemampuan memimpin, prestasi akademis, dll. Murray menyatakan bahwa setiap tingkah laku baru adalah suatu prestasi, karena tingkah laku tersebut dibentuk berdasarkan ordinasi dan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya.

Dinamika Kepribadian

Murray menyatakan bahwa yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, yaitu apakah aktivitas yang bersifat internal (ada dalam pikiran) atau aktivitas yang bersifat eksternal (ada dalam perkataan atau tindakan). Fokus Murray pada tujuan seseorang bertingkah laku, mengarahkan pemikirannya akan adanya motivasi dalam diri seseorang. Murray percaya bahwa motivasi dalam diri manusia sangat kompleks, sehingga ia membuat suatu teori dengan konsep motivasi yang sangat kompleks. Murray membuat tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi, yaitu konsep tension reduction, needs, dan press. Dari ketiga konsep ini, Murray lebih menekankan pada konsep needs.

1. Tension Reduction.

Murray menyatakan bahwa saat kebutuhan muncul, maka orang akan mengalami ketegangan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan itulah yang akan menyebabkan orang mengalami kepuasan dan pengurangan tegangan. Namun, Murray menegaskan bahwa baik tegangan yang meningkat atau berkurang, hal itu sama-sama memberi kepuasan, karena secara tidak langsung hal tersebut justru memenuhi kebutuhan seseorang.

2. Needs

Needs adalah kekuatan di bagian otak yang mengatur berbagai proses, seperti persepsi, berpikir, dan mengubah kondisi yang sudah ada namun belum memuaskan. Kebutuhan itu muncul dari dalam, namun seringkali dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan. Kebutuhan itu selalu disertai dengan perasaan atau emosi tertentu, memiliki cara khusus untuk menunjukkan kebutuhan itu, untuk mencari pemecahannya. Menurut Murray ada enam kriteria untuk mengetahui kebutuhan seseorang, yaitu : (1) hasil akhir dari tingkah laku ; (2) pola khusus dari tingkah laku ; (3) perhatian dan respon terhadap stimulus tertentu ; (4) ekspresi terhadap emosi tertentu ; (5) ekspresi kepuasan dan ketidakpuasan pada hasil akhir ; dan (6) ungkapan pribadi seseorang mengenai perasaan, maksud, dan tujuannya.

Berdasarkan kriteria ini, Murray mengidentifikasi ada 20 kebutuhan manusia, dimana 19 kebutuhan bersifat psychogenic dan 1 kebutuhan bersifat physiologic. Semua kebutuhan itu saling berhubungan satu sama lain. Artinya : Pertama, ada kebutuhan yang harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan lain. Misalnya, orang butuh pemuasan kebutuhan makan terlebih dahulu sebelum pemuasan kebutuhan bermain. Kedua, ada kebutuhan yang saling berlawanan. Misalnya, kebutuhan otonomi dengan kebutuhan afiliasi. Ketiga, ada kebutuhan yang cenderung bergabung dengan kebutuhan lain. Misalnya, kebutuhan agresi dengan dominan. Keempat, ada juga kebutuhan yang menjadi bagian dari kebutuhan lain. Misalnya, kebutuhan merendah itu bagian dari kebutuhan afiliasi.

3. Press

Kebutuhan merupakan penentu tingkah laku yang berasal dari dalam diri, sedangkan tekanan adalah penentu tingkah laku yang berasal dari lingkungan. Ada dua jenis tekanan, yaitu : (1) alpha press, suatu tekanan lingkungan yang menjadi kenyataan ; (b) beta press, suatu tekanan yang teramati dan terimbas pada individu lain. Misalnya, Hendra tidak dapat naik pangkat pada tahun ini, karena kinerjanya dianggap belum maksimal. Hal ini sangat membuat Hendra tertekan, karena selama ini ia berpikir sudah berusaha bekerja semaksimal mungkin di kantor.

Ketika istrinya bercerita mengenai orangtuanya yang tidak memahami dirinya, Hendra tidak memperhatikannya. Hal ini membuat istri merasa bahwa, baik orangtua maupun suaminya tidak dapat memahami dirinya. Apa yang dialami Hendra itu yang disebut dengan alpha press, sedangkan yang dialami istri Hendra itu yang disebut beta press. Nah, tingkah laku manusia pada umumnya terkait erat dengan persepsi terhadap lingkungan atau dengan beta press. Adanya perbedaan yang signifikan antara kenyataan (alpha) dengan reaksi seseorang (beta) inilah yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya gangguan psikologis.

Selain konsep tension reduction, needs, dan press, ada yang disebut dengan tema. Tema adalah interaksi antara kebutuhan dan tekanan. Jika tema tertentu muncul pada diri seseorang, dalam peristiwa atau konteks yang mirip ataupun berbeda, maka hal ini dapat menjadi kunci bagi kita untuk memahami keunikan pribadi seseorang.

Perkembangan Kepribadian

Teori Murray mengenai perkembangan kepribadian itu bersifat longitudinal. Artinya menekankan pada perkembangan sejarah seseorang, khususnya pengalaman masa awal kanak-kanak dan pola tingkah laku yang terbentuk selama masa itu. Murray membagi masa itu menjadi lima tahap. Masing-masing tahap akan memiliki jejak kepribadian dalam bentuk kompleks, yang secara tidak sadar akan mengarahkan tingkah laku pada perkembangan berikutnya.

Kelima tahap tersebut adalah:
  • Kompleks Kaustral, adalah masa dimana seseorang masih berada dalam kandungan yang aman, tenang, dan tergantung. Beberapa orang seringkali ingin berada dalam kondisi itu kembali. Ada tiga bentuk kompleks kaustral, yaitu : (a) Bentuk Sederhana, yang termanifestasi dalam keinginan berada di tempat sempit, hangat, gelap, dan aman. Misalnya, hidup di tempat yang terasing ; (b) Bentuk Perasaan Tidak Berdaya, yang termanifestasi dalam perasaan tidak mendapat bantuan dari orang lain. Hal ini menyebabkan orang menjadi takut tempat terbuka, atau takut perubahan ; (c) Bentuk Anti Kandungan, yang termanifestasi dalam ketakutan kehabisan nafas dan takut akan keterkurungan. Hal ini dapat menyebabkan orang senang berada di tempat terbuka, selalu bergerak, berubah, dan mengalami hal yang baru. Dalam bentuk neurotis, orang dapat mengalami klaustrofobia.
  • Kompleks Oral. Kompleks ini memiliki tiga bentuk, yaitu : (a) Succorance, kecenderungan yang merupakan kombinasi dari aktivitas mulut, pasif, kebutuhan untuk dibantu, dan dilindungi. Hal ini terwujud dalam tingkah laku mencium, makan, minum, haus kasih sayang, butuh simpati, dan perlindungan ; (b) Oral Agresi, kecenderungan yang merupakan kombinasi dari kompleks oral dan aktivitas agresi. Misalnya menggigit, meludah, membentak, atau sarkasme ; (c) Rejection, kompleks yang mencakup muntah, pilih makanan, makan sedikit, atau keinginan menyendiri.
  • Kompleks Anal. Kompleks ini memiliki dua bentuk, yaitu : (a) Anal Ditolak, suatu kompleks dimana anak senang dengan sesuatu yang kotor dan tidak teratur. Hal ini terwujud dalam perilaku menjatuhkan sesuatu, membanting sesuatu, menembakkan peluru, atau meledakkan bom ; (b) Anal Retensi, suatu kompleks dimana seorang anak senang dengan sesuatu yang bersih, rapi, dan teratur. Hal ini terwujud dalam tingkah laku retentif, seperti menimbun, menabung, atau mengumpulkan sesuatu.
  • Kompleks Uretral, suatu kompleks yang terkait dengan ambisi berlebihan dan sangat mencintai diri sendiri. Orang dengan kompleks ini membuat tujuan terlalu tinggi, namun seringkali mengalami kegagalan dengan apa yang ditujunya.
  • Kompleks Kastrasi, suatu kompleks dimana seorang anak merasa takut bahwa penisnya akan dipotong. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya hukuman dari orangtua karena anak melakukan masturbasi.

Walapun demikian, Murray menyatakan bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor kemasakan genetik dan empirik. Faktor kemasakan genetik disebut juga faktor konstitusional atau keseluruhan kondisi fisik seseorang, seperti usia, jenis kelamin, tipe tubuh, pigmentasi kulit, kekuatan fisik, atau penyesuaian fisik terhadap lingkungan.

Kemasakan genetik ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu : (1) Era Psikometabolik, yang terjadi pada usia bayi hingga dewasa awal dan ditandai dengan adanya pembentukkan dan kemajuan ; (2) Era Anabolik, yang terjadi pada masa dewasa awal hingga dewasa akhir, dan ditandai dengan proses penguatan, pemantapan struktur dan fungsi otak ; (3) Era Catabolik, yang terjadi pada masa tua, dan ditandai dengan pemeliharaan dan penguatan apa yang sudah dipelajari melalui pengulangan dan pengingatan.

Faktor empirik dapat berasal dari apapun, misalnya:
  • KEANGGOTAAN KELOMPOK. Menjadi bagian dari satu atau beberapa kelompok akan mempengaruhi pembentukkan kepribadian seseorang. Hal ini disebabkan karena menjadi anggota kelompok tertentu berarti memasuki lingkungan sosial dengan sistem nilai tertentu. Misalnya suku Batak, Jawa, Bali, atau Padang, masing-masing akan mengembangkan model kepribadian yang berbeda.
  • PERAN. Peran dipandang sebagai faktor khusus yang terpisah dari faktor kelompok, karena pengaruhnya sangat besar dalam membentuk kepribadian yang berbeda di dalam kelompok. Budaya telah menentukan peran tertentu dalam suatu kelompok dengan sedikit pemaksaan. Misalnya, budaya yang menyatakan bahwa ada perbedaan peran antara perempuan dan laki-laki, terkait dengan jenis kelamin.
  • SITUASI. Faktor situasi dapat berupa pengalaman sehari-hari, yang terkadang sangat tidak teratur dan tidak diduga. Faktor situasi ini dapat berlangsung hanya satu kali atau berulang ribuan kali. Misalnya hubungan interpersonal, hubungan keluarga, atau perceraian.
  • BELAJAR. Sesuatu yang dipelajari seseorang dalam suatu peristiwa akan menentukan atau mengubah sesuatu pada peristiwa berikutnya.

Aplikasi Teori Murray

Thematic Apperception Test dikembangkan Christina Morgan dan Henry Murray berdasar fakta bahwa saat orang menginterpretasi situasi sosial yang ambigu, maka orang akan merespon dengan cara mengekspresikan kepribadiannya sendiri. TAT merupakan seperangkat gambar ambigu yang disusun untuk merangsang imajinasi seseorang, mengungkap motivasi, dan mendeteksi kemungkinan adanya konflik. TAT terdiri dari 30 kartu gambar dan 1 kartu kosong, dimana 10 kartu gambar dan 1 kartu kosong diberikan kepada semua subjek, dan 20 kartu gambar akan diberikan kepada laki-laki, perempuan, dewasa atau anak-anak.

Administrasi TAT yang asli memiliki instruksi “Ini adalah tes imajinasi kreativitasmu. Saya akan menunjukkan gambar kepadamu, dan saya minta kamu membuat cerita dengan memakai gambar itu sebagai ilustrasinya. Apa hubungan orang-orang yang ada di dalam gambar? Apa yang terjadi dengan mereka? Apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan? Bagaimana hasilnya? Kerjakan sebaik mungkin, karena saya meminta kamu untuk mengembangkan imajinasimu, kamu boleh membuat cerita yang panjang dan rinci sesuai keinginanmu sendiri”.

TAT ini merupakan tes proyektif, karena melalui gambar yang ambigu, seseorang akan memproyeksikan keinginan, pengalaman, perasaan, dan konflik-konflik yang tidak disadarinya menjadi cerita, yang umumnya sudah tidak berhubungan dengan gambar itu lagi. TAT ini banyak digunakan sebagai alat diagnosa klinik, selain Tes Rorschach.

Teori Personologi digunakan Murray untuk menekankan pentingnya memahami manusia sebagai person atau pribadi. Tujuan personologi adalah memprediksi aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam sebuah Penelitian, seorang peneliti harus melakukan penelitian terhadap orang normal, dalam lingkungan yang normal atau alami.

Murray berpendapat bahwa penelitian yang dilakukan di laboratorium akan memberi sampel tingkah laku yang kurang tepat, sehingga penelitian akan kehilangan pokok masalah yang sebenarnya. Dalam memahami individu, Murray menjadi pelopor dalam teknik DIAGNOSTIC COUNCIL, yaitu suatu teknik memahami individu dengan melibatkan sekelompok pengamat dengan keahlian dan sudut pandang berbeda.

Murray menegaskan bahwa dalam suatu penelitian psikologi, alat utamanya adalah psikolog itu sendiri, dengan alat bantu skala, tes psikologi, panduan wawancara, dan panduan observasi. Tentu saja hal ini akan memiliki banyak kelemahan. Namun, fungsi dewan diagnostik adalah mengamati secara bebas sesuai keahliannya, dan mendiskusikannya dalam sebuah pertemuan. Teknik seperti ini akan memberi pemahaman yang menyeluruh, valid, dan reliabel.

Selain TAT, teori Murray juga diaplikasikan dalam bentuk alat tes kepribadian yang lain. Tes kepribadian itu berbentuk inventori, yaitu Edward Personal Preference Schedule (EPPS).Edward Personal Preference Schedule ini adalah sebuah inventori kepribadian, dimana prosedurnya dilakukan berdasarkan teori kepribadian. Artinya, cara membuat inventori kepribadian dengan prosedur ini adalah dengan menggunakan teori kepribadian tertentu. Tentu saja dalam hal ini adalah dengan menggunakan Teori Henry Murray.

Inventori ini digunakan untuk melihat kecenderungan kebutuhan seseorang. Inventori ini dikembangkan oleh Allen L. Edwards pada tahun 1953, dengan berdasarkan 15 kebutuhan pokok manusia. Lima belas kebutuhan pokok manusia itu disusun oleh Henry Murray dan kawan-kawan pada tahun 1938 di Harvard Psychological Clinic. Edward Personal Preference Schedule (EPPS) terdiri dari 225 penyataan dengan dua pilihan jawaban, yaitu A atau B, dimana subjek diminta untuk memilih salah satu penyataan yang sesuai dengan diri mereka. Inventori ini dapat digunakan untuk bimbingan karir, penjurusan, atau masalah pribadi (disertai dengan teknik wawancara).

Dengan menggunakan Teori Kebutuhan Murray, maka inventori ini dikembangkan untuk mengungkap kebutuhan dasar manusia, sebagai salah satu cara untuk memahami kepribadian seseorang. Ada 15 kebutuhan yang diungkap dalam EPPS, yaitu :
  • Need of Achievement, yaitu kebutuhan menyelesaikan tugas sukar dan menarik, mengatasi rintangan, mencapai standar, berbuat sebaik mungkin, dan bersaing mengungguli orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah semangat dan ambisi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya tugas dan persaingan.
  • Need of Deference, yaitu kebutuhan menyuruh orang lain memutuskan pendapat bagi dirinya ; kebutuhan menyesuaikan diri, mengikuti tata cara atau norma. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah perasaan inferior. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya wibawa atau kekuatan organisasi.
  • Need of Order, yaitu kebutuhan untuk berbuat secara teratur dengan perencanaan. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah rasa tenang dan tidak terburu-buru. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah disiplin dan kerapian dari lingkungan sekitar.
  • Need of Exhibition, yaitu kebutuhan menonjolkan diri, menjadi pusat perhatian, dan dikagumi orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah rasa bangga dan superior. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya sanjungan dari lingkungan yang kondusif.
  • Need of Autonomy, yaitu kebutuhan untuk mandiri dalam mengambil keputusan dan menghindari campur tangan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah marah. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah toleran dan terbuka (positif) atau adanya kekuasaan dari orang lain (negatif).
  • Need of Affiliation, yaitu kebutuhan berinteraksi dan melakukan sesuatu bersama dengan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya kepercayaan, cinta, dan empati. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah banyak teman (positif) atau tidak memiliki banyak teman (negatif).
  • Need of Intraception, yaitu kebutuhan untuk menganalisa perasaan diri dan orang lain. Kebutuhan ini disebut juga Need of Understanding, kebutuhan untuk memahami dan menganalisa setiap hal. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah eksplorasi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya lingkungan akademis yang mampu menciptakan sebuah diskusi.
  • Need of Succorance, yaitu kebutuhan untuk menerima bantuan, simpati, atau nasihat dari orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah rasa cemas, tidak berdaya, dan tanpa harapan. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah simpati lingkungan (positif) atau ditolak lingkungan (negatif).
  • Need of Dominance, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain dengan persuasif. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah rasa percaya diri dan perasaan dikagumi. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya inferioritas orang lain.
  • Need of Abasement, yaitu kebutuhan untuk merendah, disalahkan orang lain, menyalahkan diri sendiri, atau tunduk pasif pada kekuatan dari orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah rasa malu atau rendah diri. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya agresi atau kekuasaan dari orang lain.
  • Need of Nurturance, yaitu kebutuhan untuk merawat, melindungi, dan menolong orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya kasih sayang dan kelembutan hati. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya situasi atau orang yang meminta bantuan.
  • Need of Change, yaitu kebutuhan untuk berubah atau mencoba hal yang baru.
  • Need of Endurance, yaitu kebutuhan akan keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan atau mengatasi rintangan. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya kebanggaan. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya tuntutan dan tanggung jawab dari orang lain.
  • Need of heterosexuality, yaitu kebutuhan untuk bergaul atau berhubungan dengan lawan jenis. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah cinta. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya rangsangan erotik.
  • Need of Aggression, yaitu kebutuhan untuk menyerang pendapat orang lain yang berbeda atau untuk suka mempermainkan orang lain. Emosi yang muncul dalam kebutuhan ini adalah marah dan benci. Sedangkan tekanan yang muncul dalam kebutuhan ini adalah adanya agresi, superioritas, atau penolakan dari orang lain.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Psikologi Konstitusi dan Personologi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

  • Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press
  • Feist, J & Gregory Feist (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
  • Schultz, D (1991). Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  • Suryabrata, S (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Psikologi Konstitusi dan Personologi Menurut Para Ahli"