Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentuk Tujuan dari Jenis-jenis Wawancara Menurut Para Ahli

Bentuk Tujuan dari Jenis-jenis Wawancara Menurut Para Ahli - Wawancara lebih dari sekedar bertanya dan menjawab. Dalam wawancara, kedua pihak saling berbicara dari waktu ke waktu, cenderung bertanya dan menjawab pertanyaan, dan mungkin mengambil peran dan tanggung jawab pewawancara atau yang diwawancarai. Disadari atau tidak, manusia berkomunikasi dengan cara mengirim dan menerima pesan secara bersamaan. Implikasinya adalah masing-masing berkomunikasi dengan memiliki kesempatan mengubah proses komunikasi.

Adanya peran yang dipertukarkan dan dikontrol banyak dipengaruhi oleh status dan keahlian para pihak yang memprakarsai wawancara, jenis wawancara, situasi, dan suasana interaksi, baik mendukung atau defensif, bersahabat atau bermusuhan, hangat atau dingin, formal maupun informal. Faktor ini menentukan dua faktor dasar dalam wawancara yaitu wawancara terpimpin (direktif) atau bebas (non direktif), atau bahkan kombinasi keduanya.
Bentuk Tujuan dari Jenis-jenis Wawancara Menurut Para Ahli
image source: wvdrs(dot)org
Baca juga: Tujuan Wawancara atau Interview serta Pengertiannya Menurut Para Ahli

A. Wawancara Terpimpin

Wawancara terpimpin bertujuan agar pewawancara dapat mengontrol alur wawancara, iklim, formalitas, dan arah wawancara. Pertanyaan kemungkinan akan ditutup dengan singkat,jawaban langsung. Meskipun kadang responden yang aktif tetap dapat mengambil kontrol atas wawancara yang dilakukan.

Lingkup wawancara terpimpin biasanya adalah wawancara untuk pemberian informasi, survei dan jajak pendapat, merekrut karyawan, serta wawacara disipliner dan persuasif (penjualan).
Wawancara terpimpin mudah dipelajari, membutuhkan waktu sedikit, membuat wawancara mudah dikontrol pewawancara, mudah ditiru dari satu wawancara ke wawancara selanjutnya.

B. Wawancara Bebas

Wawancara bertujuan agar responden memiliki kontrol atas proses wawancara. Dalam hal ini, responden memiliki kontrol yangsignifikan terhadap materi, panjangnya jawaban, iklim wawancara, dan formalitas. Pertanyaan cenderung terbuka dan netral untuk memberikan kesempatan maksimal pada responden dankebebasan untuk merespon. Wawancara non direktif yangkhas adalah jurnalistik, sejarah lisan, investigasi, konsultasi, ulasan kerja, dan pemecahan masalah.

Dalam wawancara bebas, fleksibilitas adalah sangat besar sehingga dibutuhkan kemampuan beradaptasi yang tinggi, kemampuan dalam membuat pertanyaan menyelidik, dan mendorong peserta agar bersedia memberikan informasi.

C. Wawancara Bebas Terpimpin

Wawancara bebas terpimpin bertujuan untuk mendapatkan informasi dari responden, kemudian secara perlahan mengontrol wawancara sesuai dengan kontrol pewawancara. Hal ini misalnya terjadi ketika terjadi sesi wawancara tentang minat seorang responden, dalam hal ini mahasiswa, dalam mengambil jurusan kuliah, tetapi pewawancara perlu untuk memberikan informasi tentang kebijakan universitas. Dalam hal ini, pewawancara menggunakan pendekatan bebas di awal untuk membuat responden leluasa mengungkapkan keinginannya, kemudian beralih ke pendekatan terpimpin untuk memberikan informasi organisasi, dan kembali menggunakan pendekatan bebas dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh responden untuk menjawab pertanyaan responden.

Keuntungan yang diperoleh dalam pendekatan kombinasi ini adalah wawancara diatur sesuai dengan peran masyarakat, namun pewawancara tetap memiliki peran. Namun demikian, dibutuhkan kemampuan fleksibilitas dalam memilih pendekatan yang paling tepat, serta memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan tepat kapan harus beralih dari satu pendekatan kepada pendekatan lain.

D. Wawancara Psikodiagnostika

Wawancara dalam Konteks Psikodiagnostika

Dalam bidang psikologi, dikenal istilah wawancara Psikodiagnostika:
  • Menurut Herman Rorshach (1921, dalam Elmira (1990), psikodiagnostik adalah metode untuk menegakkan diagnosa. Istilah ini sesuai dengan istilah diganosa yang terdapat dalam bidang kedokteran. Dalam perkembangannya, psikodiagnostik adalah suatu proses logik yang bertahap dan sistematik dalam pemeriksaan psikologi untuk tujuan memahami kepribadian seseorang yang diperiksa. 

Implikasi pengertian psikodiagnostis diatas adalah bahwa pembahasan psikodiagnostik melingkupi proses pemeriksaan psikologi yaitu:
  • Teknik dan cara pemeriksaan psikologi 
  • Cara menginterpretasikannya 
  • Proses pengambilan keputusan 

Pengontrolan Wawancara diagnostik sebagai Proses Psikodiagnostik dilakukan dengan cara yaitu:
  • Penguji yang memenuhi syarat 
  • Responden yang jujur dalam wawancara 
  • Komunikasi wawancara dengan efektif. 

Syarat-syarat seorang Psikodiagnostik menurut Zubaidi, 2007:
  • Mempunyai pandangan yang matang tentang manusia 
  • Pengetahuan yang luas dalam bidang psikologi 
  • Memiliki jenjang karir bidang psikologi 
  • Memiliki sertifikat 

Etika seorang Psikodiagnostik
  • Menganggap subyek sebagai manusia yang memiliki harga diri, kebanggaan, keinginan tertentu 
  • Merahasiakan hasil pemeriksaan 
  • Membuat diagnosa dengan hati-hati dan bertanggung jawab, dan penuh simpati 

Orang yang kurang baik dan perlu dihindari dalam proses psikodiagnosa menurut Schaver dalam Zubaidi 2007:
  • Hanya melihat patologis Subjek 
  • Hanya menulis laporan bagus-bagus 
  • Interviewer tidak yakin akan dirinya 
  • Interviewer bermasalah dalam hubungan sosial

Bentuk Wawancara

A. Wawancara Tradisional

Charles Redding telah mengembangkan suatu skema situasional dimana wawancara dibagi sesuai dengan fungsinya:

Dalam hal ini, definisi tentang wawancara meliputi berbagai jenis wawancara yang banyak membutuhkan pelatihan dan kemampuan khusus. Wawancara tradisional dalam hal ini adala wawancara yang dilakukan seperti pada umumnya, yaitu face to face. 

Redding mengelompokkan tipe dan kegunaan wawancara (formal dan informal) sebagai berikut:

1. Wawancara memberi informasi

Wawancara bertujuan untuk saling bertukar informasi secara akurat dan efektif. Dalam wawancara ini, kedua belah pihak mengambil bagian, seperti dalam kegiatan orientasi, pelatihan, pengarahan, dan pembekalan. Dalam wawancara ini, yang dilakukan adalah bertukar fakta, data, laporan, dan opini dari satu pihak ke pihak lain. Setting wawancara jenis ini adalah pada wawancara kesehatan.

2. Wawancara mengumpulkan informasi

Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan keakuratan, kedalaman, dan informasi berguna melalui teknik pertanyaan yang dibuat dan dipersiapkan secara matang sebelum wawancara, eskipun kadang dibuat langsung di tempat secara hati-hati sesuai perasaan, tindakan, sikap, dan kondisi responden. Wawancara jenis ini biasanya dilakukan dalam kegiatan survey, penelitian, investigasi, diagnosis, jurnalistik.

3. Wawancara bertujuan menyeleksi

Wawancara untuk menyeleksi pelamar potensial untuk posisi organisasi dan pelamar yang berusaha mendapatkanposisi. Wawancara ini juga dilakukan untuk penempatan seorang karyawan, yang melibatkan kenaikan jabatan, perubahan struktur organisasi, serta penugasan.

4. Meninjau perilaku responden

Wawancara bertujuan untuk meninjau perilaku respnden, seperti dalam setting perusahaan atau pendidikan. Kedua belah pihak terlibat dalam proses penilaian kinerja atau tujuan kienrja masa depan.

5. Meninjau perilaku Pewawancara

Wawancara bertujuan untuk menilai/ mengoreksi tindakanpewawancara. Misalnya tentang adanya keluhan dari klien/ responden.

6. Persuasif

Wawancara bertujuan untuk mengubah atau memperkuat pemikiran, perasaan, atau bertindak dari pihak lain. Wawancara persuasif dalam bentuk informalmungkin seperti seorang teman yang berusaha membujuk teman lain dalam menghadiri konser. Wawancara sales penjualan mendatangi langsung calon pembeli agar tertarik terhadap produk yang dijualnya.

Berikut adalah gambaran singkat wawancara tradisional:

FungsiLuang LingkupContoh

Pemberian Informasi

Semua wawancara yang berfungsi untuk memberi informasi, data, arah, instruksi, orientasi, klasifikasi


Penjelasan tentang prosedur registrasi kepada mahasiswa
Prosedur untuk membuat proposal penelitian Bantuan beasiswa
Penjelasan SOP kepada Sales
Pengumpulan  InformasiMeliputi semua wawancara yang fungsi utamanya memperoleh fakta, opini, data, perasaan, sikap, beliefs, reaksi, dan feed back.Penggunaan survey dan poll untuk menentukan sikap terhadap kandidat politik, efek dari advertensi, habit daripada pemirsa TV, dan tujuan pemungutan suara.
SeleksiMemiliki fungsi utama untuk menyeleksi atau menempatakn pelamar, pegawai, dan  anggota organisasi. Menilai karakteristik personal daripada pelamar/ pegawai untuk menentukan kecocokannya dengan perusahaan/ posisi/ lokasi.Menentukan apakah seorang pelamar bisa direkrut/ tidak.
Perilaku PewawancaraWawancara yang memiliki fungsi utama menerima secara tepat perilaku seseorang, dengan tujuan untuk menolong orang tersebut agar dapat melihat keadaan, causa, efek, dan kemungkinan pemecahannya.Pimpinan menggunakan wawancara untuk menilai performa, agar menampilakn ferporma pekerjaannya, agar dapat meningkatkannya. Atau melakukan wawancara untuk Training Need Analisis sebagai dasar dalam pelatihan yang akan diberikan
Perilaku RespondenWawancara ini memiliki fungsi menerima keluhan, kesusahan, atau saran, dan mencoba pemecahan masalah yang diterima kedua pihak.Penerimaan keluhan/ kesulitan pegawai
Penerimaan usul/ saran
Kebutuhan mashasiswa akan pertolongan
Pemecahan MasalahSemua wawancara yang memiliki fungsi utama menganalisa, memecahkan suatu problem yang dirasakan oleh pewawancara dan responden.Menerima saran untuk dipecahkan bersama Mendiskusikan problem yang disharingkan.
PersuasiMemiliki fungsi utama untuk merubah cara berpikir, perasaan, dan perilaku responden.Penjualan produk dan servis/ pelayanan Pemilihan anggota
Pencairan dana/ pengembangan
Perubahan cara marasakan, berpikir, atau bertindak.
Mencari perubahanatau memperkuat beliefs politik, sosial, keyakinan.
Merubah sikap terhadap orang, tempat, benda.


B. Wawancara Non Tradisional

Wawancara tradisional dalam hal ini adalah wawancara yang tidak seperti biasanya dilakukan face toface. Dalam wawancara tradisional, meskipun adanya tatap mukan, tetap yang menjadi pembeda adalah memaksimalkan fungsi alat elektronik untuk berinteraksi. Tidak banyak berbeda dengan tipe wawancara seperti Redding sampaikan, tetapi memiliki cara dan bentuk unik.

1. Wawancara yang terfokus pada kelompok (FGD)

Wawancara bertujuan untuk menganalisis suatu permasalahan secara bersama-sama, dipandu oelh seorang pewawancara/ fasilitator. FGD diperkenalkan 1930, da digunakan tahun 1940 untuk menganalisis pelatihan tentara dan film-film moral dalam perang dunia II. Saat ini, FGD banyak dikembangkan dan disempurnakan untuk mengumpulkan informasi kualitatif dibidang pemasaran, iklan, kampanye politik, manajemen, penerbitan, dan penelitian akademis. Bahkan, saat ini, FGD banyak dilakukan sebagai metode seleksi.

Penekanan pada grup wawancara adalah pada pendapat, wawasan, dan respons yang diperoleh dengan mendengarkan hati-hati/ perekaman yang dapat menghasilkan hipotesispenelitian, merangsang ide baru, dan kreatifitas, menganalisis masalah potensial, danmenghasilkan profduk baru, layanan, iklan, dan strategi kampanye.

Bentuk wawancara kelmpompok ini unik karena banyaknya responden yang terlibat, daninteraksi ini ditingkatkan menghasilkan berbagai informasi dan pendapat yang berbeda dasi sebuah wawancarata tunggal. Menurut Melinda, wawancara menyentuh kecenderungan manusia dalam bersikap dan berpersepsi yang dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan seseorang berubah pikiran karena komentar/ pendapat orang lain. Oleh karena itu, dalam FGD pewawancara harus terampil, tidak hanya dalam mendengar jawaban, tapi juga dalam berinteraksi dan meminta keterbukaan, pertanyaan menyelidik, tapi menarik leuar pada anggota kelompom yang mungkinragu-ragu untuk mengekspresikan atau mempertahankan pendapat atau dihambat oleh memberi danmengambil dari interaksi bebas. FGD dilakukan antara 8-10orang.

Salah satu kelemahan wawancara jenis ini adalah pada kondisi konflik, bisa terjadi suasana konflik yanglebih buruk, misalnya karena informasi yang sensitif.

2. Wawancara Telepon

Wawancara ini melalui telepon, telinga ke telinga. Wawancara jenis ini dilakukan sebagai tahap penyarinagan awal sebuah proses seleksi, kampanye penggalangan dana, wawancara jajak pendapat. Wawancara ini juga mengaktifkan beberapa anggota organisasi untuk bertanya kepada responden di berbagai lokasi yang tersebar. Dengan wawancara jenis ini, penghematan biaya, waktu, atau menghilangkan waktu tempuh dapat dilakukan. Telepon konferensi yang melibatkan pewawancara dengan banyak respondensekaligus dapat dilakukan bersamaan, langsung menjawab, mengkalirifikasi pertanyaam, didengar, dan menerima umpanbalik.

Salah satu kelemahan wawancara ini adalah “kehadiran” kedua belah pihak. Mendengar suara tidak sama dengan mengamati responden, mengamati penampilan pewawancara seperti gaya berkaian, cara, kontak mata, wajah, dan postur. Dengan wawancara ini, beberapa orang mengatakan menyukai karena terbebas prasangka, namun beberapa tidak menyukai karena pewawancara kurang lemngkap menilai responden. Misalnya karena sebagian besar orang kadang merasa gelisah terhadap isu-isu sensitf dengan orang yang tidak dikenal/ orang asing. Kelemahan ini bisa diatasi dengan adanya Video Call. Isyarat-isyata non verbal dapat diketahui.

3. Wawancara konferensi video (video Call)

Wawancara ini bertujuan untuk melakukan wawancara dengan mudah dan murah. Tahun 1990-an, 82 % perusahaan menggunakan video. Saat ini, video call sudah menjadi hal yang sangat umum dilakukan di amerika.

Keuntungan dari video call adalah, pewawancara depat dengan mudah melihat panduan wawancara, namun pewawancara kesulitan untuk melihat ekspresi non berbal secara langsung, sehingga terbatas untuk memperhatikanisyarata non verbal.

4. Wawancara melalui email.

Wawancara melalui email sangat mudah dilakukan, bisa dilakukan dimana saja, dan kapan saja. Interaksi terjadi pada dua pihak, karena terjadi pertukaran informasi. Akan tetapi, kekuarang dari wawancara ini adalah jika salah satu pihak melas untuk mengetik pertanyaan/ jawaban. Kekurangan lainnya adalah sulit membangun hubungan diawal,menentukan reaksi emosional, dan sulit menerjemahkan simbol-simbol yang tidak biasa.

5. Wawancara virtual

Inti dari wawancara virtual adalah menggunakan sarana elektronik sebagai media komunikasi. Keuntungan dari wawancara ini adalah karena lebih murah dan perekrut tidak perlu menghabiskan waktu bepergian ke lokasi. Wawancara juga dapat dilakukan dengan melalui pesan singkat.

Gambaran singkat Wawancara Non Tradisional

FungsiLuang LingkupContoh

Terfokus Pada KelompokMelibatkan interaksi antara responden maupun peawawancara dan interakasi ini ditingkatkan menghasilkan berbagai informasi dan pendapat yang berbeda dari sebuah wawancara dengan diwawancarai tunggal. Menyentuh kecenderungan manusia dalam bersikap dan persepsi yang dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain.Menganalisis sesuatu hal, seperti menganalisis pelatihan tentara. Menganalisis informasi kualitatatif di berbagai bidang seperti pemasaran, iklan, kampanye politik, manajemen, penerbita, dan penelitian akademis.
Wawancara teleponWawancara melalui telepon, karena nyaman dan tidak mahal.Wawancara survei dan jajak pendapat Wawancara kerja di tahap awal.
Wawancara  konferensi video/ skypeMelibatkan teknologi visualWawancara survei dan jajak pendapat Wawancara kerja di tahap awal
Wawancara email Penekanan pada penggunaan jari jemariWawancara pasien yang jumlahnya banyak dengan seorang dokter.
Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Bentuk Tujuan dari Jenis-jenis Wawancara Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Bentuk Tujuan dari Jenis-jenis Wawancara Menurut Para Ahli"