Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling

Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling - Pembelajara kali ini Universitas Psikologi akan memberikan materi masih terkait dengan tema konseling. Pada tulisan ini akan mengulas secara mendalam apa saja efektifitas konselor, proses wawancara konseling, dan ilmu yang masih terkait dengan konseling.

Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling

Proses konseling yang mendalam dan efektif akan membantu klien untuk berkembang secara optimal. Sebaliknya jika proses konseling berjalan tidak efektif dan kurang mendalam, maka sudah dapat dipastikan akan gagal mencapai tujuan dan bahkan dapat merusak klien.

Konselor juga mempunyai kemampuan untuk melihat bagaimana keadaan klien saat ini, dan dapat memilih intervensi yang sesuai strategi dan teknik. Untuk menunjang kemampuan dan ketrampilan konselor perlu kepribadian yang empati.
Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling
Seoarang Konselor Melakukan Wawancara Konseling
Baca juga: Pengertian, Model, dan Jenis Wawancara Konseling
Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena tanpa perilaku attending tidak akan ada empati. Empati amat dekat dengan dimensi-dimensi konselor lainnya, seperti:

Positive Regard (Menghargai dengan Positif)

Upaya untuk membantu klien agar dapat berubah, seorang klien harus percaya bahwa klien itu dapat berubah. Agar klien berubah, seorang konselor harus memilih sikap positive regard yaitu perhatian terseleksi terhadap aspek-aspek positif dari pada ucapan dan perilaku klien.

Respect dan Warmth (Hormat dan Hangat)

Konselor yang efektif selalu bisa hangat, senang, dan respek terhadap orang lain atau klien. Adapun beberapa cara positif untuk mengkomunikasikan rasa hormat yaitu:
  • Dengan cara memperkaya (enhancing)
  • Dengan menghargai walaupun beda pendapat (apresiasi)
  • Warmth (rasa hangat): pada prinsipnya warmth berhubungan erat dengan empati. Warmth (rasa hangat) dapat didefinisikan sebagai suatu sikap emosional terhadap klien, yang dinyatakan dengan cara nonverbal dan didukung dengan verbal.
  • Concreteness (kekonkritan-bersikap konkrit): dalam hubungan konseling, sering klien datang dengan keluhan yang samar-samar (tidak jelas), dan kadang-kadang bermakna ganda. Tugas konselor yang efektif adalah memperjelas dan memahami ide-ide dan masalah yang samar-samar yang dikemukakan klien dengan cara mengetahui secara konkrit atau spesifik apa yang telah terjadi dan yang terjadi dalam kehidupan keseharian klien.
  • Konfrontasi didalam proses konseling didefinisikan yaitu: memumjukkan adanya perbedaan-perbedaan antara sikap-sikap, pemikiran-pemikiran, atau perilaku-perilaku. Dalam teknik konfrontasi klien dihadapkan langsung dengan fakta, dimana klien mungkin mengatakan lain dari pada yang dia maksud.
  • Genuineness, Congruence, Authenticity (keaslian, jujur, otentik): dalam hubungan konseling, seorang konselor harus tampil asli, jujur, dan juga pribadi yang terintegrasi. Dia juga bisa tampil bebas dan mendalam, dan sadar atas dirinya sendiri.

Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling. Semoga bermanfaat.
Universitas Psikologi
Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Efektivitas Konselor dalam Wawancara Konseling"